Damainnya disini bisa melepas penas
sejenak menikmati semilir angin. Melihat kehidupan sisi lain dari Denpasar. Benar-benar
tempat yang pas untuk refreshing. Ada pedagan asongan yang sedang mangkal
menjual minuman instan. Tanpa sengaja Sandi menangkap seseorang yang terlihat
“aneh” sedang termenung menatap kosong ke arah lapangan.
Ya orang itu aneh bagi Sandi atau bagi
siapa saja yang melihatnya. Dia itu berpenampilan perempuan tetapi berperawakan
lelaki. Orang sering menyebutnya transgener atau kata kasarnya adalah waria.
Sebenarnya Sandi sendiri masih belum yakin apa yang diliatnya itu beneran
transger atau memang wanita. Sekilas memang wanita karena rambutnya panjang
bermakeup tetapi tidak terlalu tebal. Dia pakai tanktop dan rok sebatas lutut,
disampingnya ada tas cewek.
Sandi jadi semakin lekat
memperhatikannya disamping penasaran apakah dia itu cowok atau cewek
jadi-jadian dia terlihat sedang sedih yang mendalam. Beberapa kali Sandi
mencuri pandang. Mungkin dia merasa diperhatikan pas Sandi akan memandangnya
lagi dia menengok matanya saling beradu. Sandi jadi tertangkap basah. Secara
reflek Sandi jadi salah tingkah kepalanya langsung dipalingkan pura-pura sedang
sibuk melihat keadaan sekitar.
Rupanya Sandi masih ingin tahu lagi
tentang dia. sembunyi-sembunyi Sandi melirik
kearah orang tersebut. Meski dari jauh terlihat tetesan air mata.
Ternyata benar dia sedang sedih buktinya keluar air mata. Dia jadi menengok
lagi langsung ke arah Sandi. Dia malah tersenyum ramah pada Sandi. Sudah tidak
bisa mengelak lagi kalau pura-pura tidak memeperhatikan. Sandi membalas dengan
senyum juga.
Ada keraguan Sandi untuk menghampiri
atau tidak memperdulikannya lagi. inginnya sih meninggalkan begitu saja. Tapi
disisilain ada rasa kasihan untuk menemani. Kelihatannya orang baik-baik. Jika
dia memang transgender berbeda dengan lainnya yang suka mangkal di jalanan,
entahlah.
Sandi bangkit dari tempat duduknya sudah
siap menginggalkan tempat itu. rencananya ingin memutari lapangan. Ditengah
lapangan tinggal beberapa orang saja yang sedang pacaran. Sandi melangkahkan
kakinya. Namun dirinya malah semakin dekat pada orang yang sedari tadi diperhatikannya.
Mungkin cewek tadi merasa ada yang
mendekatinya jadinya menengok lagi ke arah Sandi. Dilemparnya senyuman kepada
Sandi, tanpa canggung lagi Sandi membalas senyum. Sekarang jaraknya tinggal
lebih dari satu meter. Sudah dipastikan Sandi akan menghampiri cewek tersebut.
“Hai.” Sapa Sandi pada cewek itu.
“Hai juga.” Balasnya dengan ramah.
Barulah ketahuan dia memang seorang transgender karena suaranya seperi
dipaksakan kemayu tetapi masih terlihat cowok. Badannya langsing mirip cewek
pada umumnya dari fisik yang terlihat cowok hanya jakunnya. Untuk make up
persis pada wanita lain walau nggak tebal.
“Boleh duduk sini?” Sandi langsung to
the point.
“Ouh boleh, silahkan.” Cewek itu
mempersilahkan Sandi sambil mengambil tasnya lalu di pangku.
.
MAU TAU CERITA SELENGKAPNYA BISA AJA BACA DENGAN BELI NOVELNYA. SUDAH TERSEDIA DI http://nulisbuku.com/books/view_book/7100/kamuflase ATAU PESAN MELALUI SAYA 08193181006 atas nama apper. Terima Kasih. #Kamuflase
MAU TAU CERITA SELENGKAPNYA BISA AJA BACA DENGAN BELI NOVELNYA. SUDAH TERSEDIA DI http://nulisbuku.com/books/view_book/7100/kamuflase ATAU PESAN MELALUI SAYA 08193181006 atas nama apper. Terima Kasih. #Kamuflase
No comments:
Post a Comment