Ku lanjutkan perjalanan menyusuri selasar. Wangi bunga
melati semerbak sepanjang jalan. Bagia sebagaian orang sekolah ini terasa
horror karena bangunan tua dan wanginya melati yang menyebar. Ya bagi ku
sekolah ini wangi dan indah sesuai dengan kenangan ku. Aku melewati beberapa
kelas dan terus melangkah menerawang ke masa lalu.
Aku manaiki tangga sekolah ini dan kembali tahun lalu.
Suasana sekolah sudah sepi karena sebagian siswa sudah
pulang tinggal beberapa siswa yang masih tinggal di sekolah karena mengurusi
esktrakulikuler. Sebeneranya aku sudah sampai gerbang sekolah tetapi aku
teringat ada buku yang tertinggal dan ada PR jadi terpaksa aku balik lagi ke
kelas yang terletak dilantai dua.
Saat menaiki tangga aku berpapasan dengan dia yang turun.
Rasanya canggung sekali, mau menyapa tapi malu. Kalau dibiarkan persaan ini
lebih tidak enak, dia masih sahabat ku kenapa aku cuek sama dia. keberanian ku
tidak sampai untuk memanggil namanya namun sepanjang berhadapan kita saling
menatap, aku tidak bisa membaca pikirannya. Apa mungkin pikiran dia sama dengan
ku?
Sampai di ujung tangga ada yang menepuk bahu ku, apa yang
kurasakan sama seperti waktu MOS. Aku tengok untuk meyakinkan dialah yang
menepuk bahu. Ternyata benar dia yang mendaratkan tangannya di bahu. Aku diam
sesaat dan rasa kikuk menjalar, sebenarnya ingin mengucapkan sesuatu tetapi
bibir terkunci karena rasa canggung lebih besar.
MAU TAU CERITA SELENGKAPNYA BISA AJA BACA DENGAN BELI NOVELNYA. SUDAH TERSEDIA DI http://nulisbuku.com/books/view_book/7100/kamuflase ATAU PESAN MELALUI SAYA 08193181006 atas nama apper. Terima Kasih. #Kamuflase
No comments:
Post a Comment