Malam ini bersejarah buat Hanum.
Pokoknya Hanum bertekat tampil paling cantik di acara prom night meskipun
dirinya bukanlah yang tercantik diangkatannya. Hanum salah satu siswi yang
paling nggak dikenal diantara kelas 12. Tetapi cukup dengan semalam ini Hanum ingin
semua teman seangkatan mengenalnya.
Dari tadi siang di rumah sudah
heboh sendiri mulai dari nyiapin gaun, make up, sepatu dan semua tetek
bengeknya untuk acara prom night. Di kepala Hanum ada sebuah rencana yang mungkin
bisa mengangkat derajatnya sebagai murid yang melegenda dan di kenang semua
teman-temannya.
Sebenarnya Hanum juga termasuk
legenda sekolah sih buat urusan siapa siswi paling kutu buku dan kuper di tambah selalu menyendiri. Bukan
maksud menyendiri tetapi emang nggak ada temen yang mau deket. Ada sih punya
beberapa teman tetapi yang sama-sama terpinggirkan di angkatannya. Satu hal
yang nggak di ketahui teman-temannya adalah Hanum cukup dekat dengan dua cowok
paling populer yaitu Galang dan Reza.
Hanum memang jarang terlihat
bersama mereka kalau disekolah karena dunia mereka sangat berbeda. Galang yang
aktif di OSIS, meski dia sudah tidak menjabat jadi ketua OSIS di kelas 12 dia
tetap saja sibuk di OSIS membimbing adek kelasnya. Reza sendiri selalu sibuk di
ekskul yang berbau olah raga dari voli, basket, sepak bola. Sebab itulah Galang
dan Reza cukup dikenal di seluruh sekolah. Hanum sendiri bukan apa-apa di
sekolah.
Hanum mengenal Galang sejak
sejak MOS kebetulan satu kelompok, waktu itu Hanum membantu menyiapkan peralatan
MOSnya Galang. Mereka semakin dekat ketika pemilihan ketua OSIS, Hanum sering
jadi teman curhat Galang sebagai penasehat spritualnya. Banyak program OSIS
yang sebenarnya ide dari Hanum bisa dibilang Hanum bagian dari tim suksesnya
Galang.
Reza sendiri adalah sahabatnya
dari SMP. Dulu Hanum dan Reza selama tiga tahun satu kelas. Rumah Reza juga
deket sama Hanum jadi sering pulang bareng. Reza sering main ke rumah Hanum
buat ngerjain PR bareng. Meski pas SMA udah nggak pernah sekelas Reza tetep
deket sama Hanum karena satu jurusan di IPA dan pulang bareng terus.
Hebatnya lagi hubungan segitiga
itu nggak ada yang tau. Reza tidak tahu kalau Hanum dekat dengan Galang begitu
juga Galang tidak tau kalau Hanum sahabatan dengan Reza. Apalagi teman-teman
yang lain pasti nggak ada yang tahu juga. Jadi begini sembari menunggu Reza
latihan basket pulang sekolah Hanum meluangkan waktunya untuk mendengar
curhatan Galang begitulah kedekatan mereka dalam tiga tahun ini. Hanum
menyekuai salah satu dari mereka.
Sehabis sholat Magrib Hanum
mulai make over dibantu oleh Mbak Ayu, dia ini kakaknya Hanum yang bekerja
sebagai stylist. Seharusnya sih Hanum bisa berdandan dengan mencontoh Mbak Ayu
tetapi Hanum memang lebih tertarik sama buku. Jangankan untuk berdandan tau aja
nggak mana yang eyeliner, eyeshadow, bloss on. Hanum cuma ngerti lipstick
bentuknya gimana dan fungsinya untuk apa.
“Mbak wajar gak sih kalau cewek
nembak duluan ke cowok?” Hanum tanya langsung menuju sasaran.
“What!! Adek mbak bisa jatuh
cinta juga?” Mbak Ayu terkejut yang tadinya membungkuk sedang menempelkan
foundation jadi tegak berdiri.
“Ich mbak biasa aja kali.” Hanum
tetap tenang dan pasang muka serius.
Mbak Ayu mulai merapikan kembali
foundation, “Wajar aja sih dek, sekarangkan banyak juga kan cewek yang nembak
duluan. Mbak juga pernah tapi resiko siap malu kalau di tolak.”
“koyo ngono yo mbak, rak sido ik
yen ngono.” Hanum menggumam dengan Logat kental Semaragan bibirnya juga jadi
manyun, dan kembali berfikir rencana gilanya.
“Kalau kata Mbak sih ya….
ungkapin aja. Nggak mau kan jadi penasaran seumur hidup. Ngeri juga kamu jadi
kuntilanak gentayangan. Hi hi hi hi.”
Mbak Ayu bergindik sambil menakuti Hanum.
“Mbak Ayu nih… nggak lucu tau.”
Hanum semakin manyun.
Setelah memolesi foundation
sekarang tahap selanjutnya bedak di tempelkan di wajah Hanum. Masih belum
terlihat perbedaannya. Hanum masih kelihatan culun.
“Sopo sing koe taksir cah ayu?”
Mbak Ayu jadi penasaran sama cowok yang di suka adeknya.
“Ada dech….” Jawab Hanum sok
rahasia.
“Kalau nggak Reza pasti Galangan
kan?” Mbak Ayu hanya menebak saja karena hanya dua cowok itu saja yang sering
dilihatnya ketika dirinya sedang dirumah.
Muka Hanum langsung memerah
karena tebakan Mbak Ayu tepat sekali diantara kedua cowok ganteng tersebut yang
akan di tembak Hanum.
“Kasih tau gak ya…..” Ledek
Hanum kepada kakaknya.
“Ya udah kakak rias kamu biar
kayak kuntilanak,” Mbak Ayu mengancam karena kesal di ledek Hanum padahal
penasar banget siapa cowok yang berhasil membuat Hanum tampil ok malah berani
mau nembak.
“Ichhh jangan gitu donk kalo itu
jelas-jelas malah di tolak. Pokoknya Hanum jadi cantik banget.” Rengek Hanum.
Obrolan tersebut terhenti karena
Mbak Ayu juga kosentrasi dengan riasan Hanum. Shading di hidung dan pipi cukup
sempurna hidung Hanum kelihatan lebih mancung dan pipinya terlihat tegas.
Blashon pipi dan eyeshadow berwarna biru terlihat elgan. Kaca mata agak
tebalnya juga dilepas digantikan dengan softlens warna biru juga.
“Kak koq warnanya biru sih? Kan
lebih bagus ungu.” Protes Hanum sambil mendekatkan wajahnya ke cermin tanpa
menoleh kepada Mbak Ayu.
“Hhmmm kamu jadi janda dulu
sebelum berperang?” Sindir Mbak Ayu. Entah kenapa dan sejak kapan warna ungu di
asumsikan sebagai janda.
Urusan riasan sudah selesai
sekarang Hanum mengganti bajunya. Hanum sudah mempersiapkan gaun warna biru
terang yang sudah dipersiapkan sejak
masuk kelas 12 tentunya waktu itu belum memikirkan untuk menembak cowok. Jangan
untuk memikirkan nembak, kebanyang ada cowok yang mengajak ke prom night juga
tidak terbesit. Tetapi semuanya
dipersiapkan dari awal kelas 12.
Untuk riasan rambut Hanum
memilih yang simpel saja di gerai apalagi rambut hanum yang hitam dan panjang
lebih baik di gerai. Mbak Ayu cukup merapikannya dengan catok. Hanum sih pengin di sasak tetapi Mbak Ayu
melarangnya karena nanti teman-temannya ada tante salah masuk acara. Sayang
banget kan rambut bagus gitu nggak di pamerin dengan digerai. Pasti temannya
pada nggak menyangka, selama ini Hanum
lebih sering pocong ekor kuda atau pocong kelinci.
Make over telah usai semoga
usahanya berhasil membuat semua temannya terperangah apa lagi buat yang serig
bully Hanum kena serangan jantung. Ada beberapa cewek populer suka ngebully
Hanum gara-gara pernah mergokin Hanum pulang bareng sama Reza. Atau di bully
sama penggemarnya Galang. Maka dari itulah Hanum lebih memilih jaga jarak
dengan Reza atau Galang disekolah.
Terdengar bunyi bel. Hanum
menduga pasti dia yang sudah datang akan menjemput. Mbak Ayu segera bergegas membuka
kan pintu. Hanum dikamar sendiri dia takut untuk banyak gerak bisa-bisa
riasannya rusak.
“Hanuummm yang jemput sudah
dateng.” Teriak mbak Ayu dari luar.
Hanum bangkit dari tempat
duduknya. Mengambil tas pestanya yang berwarna biru gelap dengan rantai emas.
Sepatunya juga nggak kalah elegan dengan high heells ungu cerah. Hanum keluar
dari kamar berjalan menuju ruang tamu. Hanum melihat cowok tegap itu sedang
berdiri tetapi menghadap halaman.
“Hai,” Hanum menepuk bahu cowok
itu.
Seketika itu juga cowok tersebut
membalikan badan. Reaksi pertama yang di berikan adalah ternganga dengan mata
melotot seakan sedang bertemu dengan bidadari.
“Eh...Hai…” balas cowok itu
gugup dan masih belum percaya apa yang dihadapannya. “Ini beneran Hanum?” Tanya
cowok yang masih belum percaya.
“Iyalah ini aku Hanum.” Kata
Hanum sambil berputar tak ketinggalan senyum manis, gaunnya mengembang jadi
semakin terlihat anggun. “Apa benar yang dihadapan ku Reza?” Hanum bercanda.
Emang sih Reza kali ini keliatan beda banget. Biasanya Reza datang kerumah Cuma
pakai celana pendek basket dan kaos oblong biasa. Sekarang ini Reza pakai jas
dipadu dengan dasi gambar Inuyasha tokoh kartun kesukaan Reza. Reza cowok yang
santai jadi pakai snekers Nike.
Hanum dan Reza berpamitan sama
ayah dan ibunya terlebih dahulu sebelum berangkat. Hanum masih dikagetkan denga
mobil sedan mewah yang dipakai Reza. Biasanya Reza mengantar pulang Hanum dari
sekolah memakai motor matic. Hanum pikir malam ini pasti akan pakai motor.
Rumah Hanum yang berada didaerah
Candi sekitar Semarang agak ke atas. Tujuan mereka digedung pertemuan mewah di
Jalan Pemuda. Gedung tersebut tidak terlalu jauh dari sekolah mereka yang
persis di depan Balai Kota Semarang.
Sepanjang perjalanan Reza curi
pandang ke Hanum yang ada sebelahnya dan senyum-senyum sendiri.
“Aku masih belum bisa
membayangkan teman-teman pada kaget liat kamu Num.” Reza membuka obrolan.
“Ya sudah jangan dibayangin
tetapi liat saja nanti.”
“Aku sampe pangling tenan, kamu
jadi cantik kayak gini?”
“Jadi selama ini aku nggak
cantik?” Hanum mendesis sinis sekaligus melirik tajam ke arah Reza. Maksudnya
sih bercanda.
Reza jadi salah tingka sendiri
mendapat lirikan maut seperti itu. Nyetirnya jadi nggak focus lagi tetapi
berusaha tenang, nggak lucu juga kan malam yang harusnya bahagia malah jadi
tragedi kecelakaan mobil gara-gara mendapatkan lirikan maut dari bidadari.
“Aku juga nggak percaya dan
sempat kaget kamu jadi seganteng ini?” Ucap Hanum sambil senyum meledek kepada
Reza.
Pipi Reza langsung memerah dan
senyum sendiri. “Iya donk kan aku nggak mau malu-maluin Hanum yang sudah cantik
jadi aku harus ganteng. Oh ya aku emang selalu ngaggetin, nanti juga ada
kejutan untuk kamu.
Reza emang sering banget buat
kejutan. Pernah waktu kelas sebelas ada pertandingan basket antar sekolah
se-Kota Semarang. Timnya Reza masuk kebabak final dan begitu tanda pertandingan
berakhir dinyatakan menang secara sepontan Reza mencium pipi Hanum yang
kebetulan duduk di tribun bawah. Alhasil selama sebulan Hanum jadi incaran
bully teman atau kakak kelas yang ngefans sama Reza.
@@@
Hanum jadi inget kejadian hari
terakhir Ujian Nasional. Seperti biasa pulang sekolah bersama Reza tentunya
setelah sekolah sepi sudah tidak ada siswa
yang nongkrong di sekolah. Waktu
perjalanan sekolah sih biasa aja tapi kejutan itu didepan rumah Hanum.
“Makasih ya…” Hanum
mengembalikan helm yang dipakainya kepada Reza.
Reza menerima, tampaknya ada
yang ingin dikatakan tetapi ragu. “Hhhhmmm aku boleh tanya gak?”
“Kayak mau ke toilet aja perlu
ijin segala.” Canda Hanum tetapi dahinya mengernyit tanda heran. “Ya udah tanya
aja.”
“Kamu ke prom sama siapa?”
“Aku Mikirin juga nggak?” Hanum
pura-pura cuek tentang prom night. “Siapa pula cewek nerd (kutu buku) kayak aku
ini gak ada cowok yang mau ngajak.” Hanum menunduk pura-pura sedih.
“Gimana kalau sama aku.” Raut
muka Reza serius sambil menatap Hanum.
“Ah jangan becanda….” Hanum
tidak percaya begitu saja. Apalagi Reza adalah cowok populer pasti sudah bayak
cewek yang ngajakin prom atau bisa saja dengan mudah Reza mengajak Prita
seorang ratu diangkatannya pastinya Prita langsung mengiyakan ajakan Reza
karena Prita itu fans berat Reza.
“Serius, swerr werewer.” Reza
mengacungkan dua jarinya tanda tidak bercanda mengajak Hanum.
“Bukannya kamu udah diajak
Tania? Aku denger gosip gitu sih.”
“Aku tolak dia.”
“Gimanaya…….” Hanum masih saja
jual mahal.
Padahal saat ini juga Hanum
sedang girang kalau bukan karena jaga imej pasti Hanum sudah melonjak-lonjak
girang. Akhirnya ada cowok yang mau ngajakin prom apalagi Reza cowok populer di
sekolah. Cewek mana sih nolak ajakan
Reza.
“Gak bisa ya? Kamu udah janjian
sama yang lain?” terdengar suara Reza kecewa sambil menunduk. Reza juga sudah
siap-siap menjalankan motornya lagi.
“Boleh dech, tapi beneran ya
jangan bohong.” Hanum menyetujui ajakan Reza.
“Yes….” Teriak Reza lantang
kegirangan. “Makasih sampai ketemu malam Prom, aku janji koq.” Reza berpamit
dengan senyum ceria mengembang dari bibirnya.
Sampai sekarang Hanum masih
belum mengerti kenapa Reza mengajak prom padahal masih banyak sederet cewek
cantik disekolah dan pasti mereka pun tidak menolak bila diajak Reza ke prom
night. Tapi biarlah semua jadi misteri, ada beberapa hal yang memang tidak
perlu di ketahui.
@@@
Langit
Kota Semarang malam ini berkilau dengan bintang-bintang. Semoga bintang
keberuntungan Hanum berpihak padanya. Tak terasa Reza dan Hanum sudah sampai di
Jalan Pemuda tanda sudah dekat dengan tempat prom night. Reza sengaja tidak
melewati daerah Simpang Lima dan
sekitarnya karena disitu rawan macet.
Sekarang sudah sampai tempat
parkir. Hanum melihat pintu masuk gedung sudah ramai berjejalan teman-temannya
masuk ke dalam ruangan pesta. Ada beberapa temannya yang Hanum kenal masih di
parkiran tampaknya mereka penasaran yang ada di dalam mobil Ferrari berkelir
kuning yang Hanum tunggangi bersama
Reza.
Sebelum turun Hanum mengecek
didalam tas memastikan handphone dan undangan tidak ketinggalan. Hanum menghela
nafas panjang tanda sudah siap untuk malam yang melegenda ini. “Show time,”
bisik Hanum dalam hati.
Begitu keluar dari mobil hampir
semua mata temannya yang ada diparkiran menoleh ke arah pasangann ini. Ada yang
menoleh tetapi segera kembali ke aktifitas semula. Mayoritas mereka melihat
lekat-lekat apa yang ada dihadapannya bukan lah salah pengelihatan. Tingkah
mereka konyol mulai dari yang ternganga mulutnya sampai kucek-kucek mata bahkan
menampar pipinya.
Hanum terus berjalan menyusuri
red carpet dengan anggun mendekati pintu masuk, di sebelahnya Reza dengan gagah
merapikan jas. Senyum manisnya terlukis ketika jepretan kamera fotrografer
mengambil gambar untuk dokumentasi. Tema prom night tahun ini adalah seperti
perhelatan pemberian penghargaan.
Sementara itu banyak teman yang
terpana malah ada shock.
“OMG itu Hanum? Kenapa bisa sama
Reza? Ini bukan kejadian sebenarnya kan?” Yelita tampak tidak percaya apa yang
dilhatnya.
“Hah!! siburuk rupa dari kelas
12 IPA 6 jalan sama pangeran 12 IPA 3” Indah juga terkejut.
“Koq bisa-bisanya sih si Nerd
jalan sama pujaan ku, ini nggak adil.” Priska tampak geram oleh kejadian yang
di temuinya.
Itulah tanggapan dari para
penggemar Reza yang tentunya semakin membenci dengan melihat adegan seperti
itu. Hanum sih cuek saja, tentu saat ini adalah ajang balas dendam buat mereka
yang sudah mengolok Hanum. Tetapi ada
juga yang memuji perubahan dari Hanum
“Hannuuummm sumpah cantik
banget, aku sampe gak ngenalin itu kamu.” Tatia yang merupakan teman sebangku
Hanum menyambut dengan hangat. “Eh gimana ceritanya kamu bisa sama Reza,” bisik
Tatia yang penasaran keberadaan Reza di sebelah Hanum.
“Makasih Tatia kamu juga cantik
koq pas banget jalan sama Rafael.” Hanum membalas pujian kepada sahabatnya itu.
Tatia tanpa berdandan juga sebenarnya sudah cantik dia salah satu primadona
kelas tapi nggak sombong makanya Hanum nyaman setahun ini duduk sebangku
bersamanya. “Nanti ya ceritanya kenapa
aku bisa sama Reza,”
“Cie cie Reza sama bidadari…..”
Goda Romi yang datang dari belakang menghampiri Reza. Romi ini teman Reza di
ekskul pencak silat.
Acara sapa menyapa di teras
gedung harus diakhiri karena Hanum dan Reza harus masuk gedung. Di dalam gedung
ternyata sudah ramai dengan teman-temannya sebagian besar mereka bergerombol
membetuk grup kecil. Di ruangan ball room ini juga sudah dipersiapkan meja
jamuan sisi kanan kiri sedankan di tengah dibiarkan kosong karena untuk lantai
dansa. Disetiap kursi sudah tertempel nama siswa/siswi yang berhak duduk disitu
tentunya dikelompokan berdasarkan kelas.
Didalam ruangan mereka terpaksa
berpisah karena Hanum harus duduk dikursi yang sudah disediakan begitu juga
Reza. Saat berpamit pisah dengan Reza, Galang yang sedang bergadengan dengan
Melisa memergoki mereka. sekilas Hanum mendapati mimic kecewa dari Galang.
Hanum hanya tersenyum untuk menyapa Galang, dia pun membalas senyum lalu pergi
begitu saja menuju kursinya bersama Melisa teman sekelasnya.
Sepanjang jalan menuju kursi
Hanum mendengar bisik-bisik teman-teman mengomentari penampilannya yang sangat
berbeda. Dalam benak Hanum telah berhasil membuat teman-temannya takjub
padanya. Hanum nggak mau dikatakan sombong hanya membalas senyum teman yang
sedang berbisik-bisik. Terlihat dari jauh meja yang akan ditempati Hanum sudah
ada 9 teman disana berarti hanya tinggal dia yang belum menduduki kursinya di
kelompoknya.
Hanum duduk disamping kiri ada
Gilang cowok melambai yang digosipkan berpacaran dengan Arman kapten tim sepak
bola.
“Hai cin…,” sapa Gilang.
“Cantika babinawati dech,” puji Gilang dengan bahasa ala Deby Sehartian tanpa
ketinggalan tangannya ikut melambai.
“Sembarangan eike di bilag babi.”
Protes Hanum centil.
Disamping kanan Hanum ada
Adelia. Dia ini adalah fans beratnya Reza. Waktu kelas 11 Adelia pernah mergoki
Hanum sedang berduaan dengan Reza. Esok paginya Hanum jadi bahan bulan-bulanan
Adelia dan gengnya. Adelia hanya senyum sinis tanpa berkomentar melihat
kehadiran Hanum. Hanum sih cuek saja.
Acara prom night telah dibuka
dengan pembukaan dari band Changcuter. Selanjutnya di ikuti sambutan dari
Kepala sekolah dan ketua panitia prom night dari kelas 11. Galang juga ikut
maju ke podium memberikan kata sambutan wakil dari kelas 12. Hanum merasa
terkesima oleh penampilan Galang manis dimalam ini gaya sangat rapih dengan
paduan setelan Jas ungu sepatu pantofel dasi biru cerah sangat cocok bila
disandingkan dengan Hanum.
Sekarang masuk ke acara
selanjutnya berupa pemberian penghargaan, ada 12 penghargaan yang akan diberikan.
Pemenang ini hasil voting siswa kelas 12. Ini bukan acara inti hanya untuk
selingan saja. Katagori pertama siswa/siswi paling gokil jatuh pada Yanuar dari
kels 12 Bahasa 3 entah itu karena gara-gara masuk kelas bahasa bawaannya suka
berpuisi dan berpantun udah gitu usilnya minta ampun.
Selanjutnya katagori siswa/siswi
kutu buku nominasinya ada lima orang. Hanum bersaing dengan Opi, Fay, Izha dan
Daren. Hanum nggak terkejut juga sih masuk nominasi karena dirinya emang di
kenal sebagai siswi kutu buku. Tetapi betapa kagetnya ternyata yang menang
mendapat tropi siswi kutu buku ternyata Hanum. Terpaksa Hanum maju ke podium
untuk menerima tropi tersebut. Sekali lagi banyak pasang mata yang melihat
dengan padangan aneh menatap Hanum.
Mungkin yang dibenak mereka berbeda dengan kenyataan yang dilihatnya.
Ada kata-kata sambutan yang
harus Hanum sampaikan sebagai pemenang.
“Hhhmm” Hanum menggumam sejenak
sambil memikirkan kata-kata apa yang nanti di ucapkan. “Terima kasih buat
temen-temen, jujur aja saya nggak menyangka jadi pemenang. Cukup bangga juga
meskipun saya bukan cewek populer disekolah tetapi kalian masih perhatian
dengan memilih saya jadi pemenang.” Gemuruh tepuk tangan membahana seisi
ruangan. Hanum menghentikan pidatonya sejenak.
Hanum melanjutkan pidatonya
lagi. “Oh ya mumpung saya masih berdiri disini, saya berpesan stop bully.
Jangan sampai ada lagi kekerasan di sekolah. Mari kita sama-sama berangkulan
dan bersahabat tanpa melihat secara fisik atau apapun itu. Mungkin buat kalian
semua yang sering membully nggak tau betapa sakitnya di bully. Coba kalian pada
posisi tersebut bayangkan. Buat yang dibully kalian harus berani melawan atau
melapor kalian harus kuat karena diri kita sendiri harus menyelesaikannya.” Di
akhir kalimat Hanum membungkukan diri tanda hormat dan terima kasih lalu turun
dari podium.
Sepanjang perjalanan menuju kursinya seluruh siswa bertepuk tangan
sambil berdiri karena kagum dengan pidato yang diberikan Hanum. Tugas kedua
telah berhasil membuat kampanye stop bully. Hanum sendiri adalah korban bully
dan sangat mempengaruhi psikologisnya. Hanum nggak pengin ada korban lagi
akibat dari bully.
Acara penghargaan masih terus
berlanjut sekarang masuk pada siswa/siswi paling berpengaruh. Tentunya secara mutlak jatuh ketangan Galang
donk dia kan mantan ketua OSIS dan super sibuk dengan kampanye anti bully dan
tawuran. Belum lagi dia aktif sebagai duta anti narkoba. Galang pun maju ke
panggung untuk menerima penghargaan tersebut tentunya akan memeberikan
pidatonya juga.
“Terima kasih buat semuanya.
Kalau boleh jujur sebenarnya otak dari semua perubahan atau rencana program
yang saya buat adalah Hanum.” Seluruh siswa kaget atas pernyataan Galang dan
sebagian besar menengok kea rah Hanum. Hanum sendiri juga kaget kenapa Galang
membuat pernyataan seperti itu. Hanum hanya tertunduk malu karena dirinya jadi
pusat perhatian lagi.
Galang melanjutkan lagi
pidatonya setelah semuanya tenang. “Saya sering berdiskusi dengan Hanum seusai
pulang sekolah. Dibalik penampilannya yang kata orang culun ada sebuah
pemikiran yang brilian. Tropi ini juga ku persembahkan buat Hanum.” Galang
mengacungkan tropinya lalu turun panggung.
“Waw sepertinya malan ini Hanum
jadi sangat fenomenal ya jangan-jangan sudah masuk trending topic twitter
world,” canda Tiara anak kelas 11 Bahasa 1 sebagai MC acara.
“Bukan Cuma itu aja mungkin
bakal jadi legenda diangkatannya bahkan sekolah.” Hans menanggapi omongan dari
partner MC-nya.
Sudah ada 11 penghargaan yang
diberikann artinya masih tersisa satu penghargaan yang akan diberikan yaitu
kategori siswa/siswi terpopuler. Jelas lah Hanum tidak mungkin masuk nominasi kategori ini. mungkin saja baru malan ini
Hanum baru merasakan cewek populer karena kejutan yang diberikannya. Ada 2
siswa yaitu Galang, Reza persaiangan yang cukup menarik sedangkan dari siswi
masuk nominasi Adelia mantan ketua cheers dan Prita sang bintang iklan.
“1,2,3 Rezaa…..” Tiara dan Hans
secara bersamaan meneriakan nama Reza sebagai siswa paling populer kelas 12.
Gemuruh teput tangan membahana ruangan.
Terdengar pekikan histeris cewek yang memannggil nama Reza. Terdengar pula
suara suitan iseng. Emang sih Reza lebih banyak dikenal dari kelas 10 sampai
kelas 12 karena dia sering di kantin dan bergaul dengan siapa saja pastinya
nggak sombong.
“Wah nggak nyangka nih dapetin
kayak gini. Makasih buat semunya adek kelas dan tentunya temen-temen
seangkatan. Nggak berasa 3 tahun kita sahabatan ada banyak cerita di sekolah
ini.” Reza diam sejenak sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu beberapa kali
dia udah siap bicara tetapi mengurungkannya. “HHmmm” Reza menggumam keraguan.
“Aku ingin memeberikan sesuatu special untuk someone.” Kata Reza mantap sambil
memandang Hanum tetapi tidak ada yang menyadari itu. “Aku mengenalnya sebelum
masuk ke sekolah ini, dan menjadi dekat tiga tahun ini. Hanum boleh nggak kamu
kesini?”
Hanum tersentak kaget karena
namanya disebut oleh Reza apa lagi dirinya disuruh maju. Suara gaduh pun
menggema di ruangan. Mereka hanya menebak-nebak apa yang akan dilakukan Reza.
Hanum hanya menggeleng tanda menolak.
“Ayo sini maju…” tanngan reza
menglur tanda meminta Hanum mendekat.
Sekali lagi Hanum menolak dengan
menggelengkan kepala dan melambaikan tangan. Hanum sendiri tidak bisa menebak
apa ulah apa lagi yang diperbuat Reza untuk mengagetinya.
“Hanum….Hanum…Hanum” suara
lantang orang seisi ruangan menyemangati Hanum untuk segera maju. Sampai-sampai Tiara menjemput Hanum di
kursinya.
Terpaksa Hanum bangki dari
tempat duduknya berjalan bersama Tiara menuju panggung. Begitu Hanum berdiri di
bawah panggung berhadapan dengan Reza suasana kembali sunyi. Hanum berdiri
dengan gugup dan bingung karena Reza juga diam aja.
Terdengar suara music lalu Reza
mulai menyanyi lagu Terpesona yang dipopulerkan oleh Audi feat Glenn. Nggak tanggung-tanggung Reza juga membawa
pasukan ekskul tari sebagai penari latar
belakang. Teriakan histeris memenuhi ruangan terutama dari para cewek yang
sakit hati. Hanum terpukau dan bengong melihat persembahan yang diberikan oleh
Reza. Hanum juga harus mempersiapkan kejutan lanjutan yang akan dilakukan Reza.
Sekitar lima menit aksi kenyolan
Reza berlangsung. Suasana menjadi tenang kembali suara music sudah tida
terdengar. Reza menjemput Hanum yang ada di bawah panggung.
“Ayo…” Reza mengulurkan tangannya
sambil senyum usil.
Hanum merengkuh tangan Reza
dengan hati-hati meniti tangga. Sekarang Hanum dan Reza sudah berhadapan hanya
berjarak 1 meter.
“HHHmmmmm” Reza menarik nafas
panjang untuk menenangkan diri. “Aku mengenal kamu dari SMP. Dari dulu sampai
sekarang tidak ada yang berubah dari kamu. Kamu tetap menjadi diri kamu sendir iapa
adanya. Itulah yang membuat aku terpesona sama kamu.”
“Oke..”Hanum menanggapi singkat
karena nggak tau mau komtentar apa lagi.
Reza kembali mengutarakan isi
hatinya. “Aku suka kamu, mau nggak kamu jadi pacar ku?”
Ruangan kembali riuh berbagai
macam komentar keluar dari mulut orang yang menyaksikan adegan tersebut. Buat
penggemar Reza entah namanya siapa berteriak histeris “Tidakkkk”. Sebagia lain
terutama sahabat Reza tertawa lepas lihat tontonan yang menggelitik karena Reza
baru saja mempertontonkan sisi romantisnya, padahal di mata sahabat Reza jauh
dari kata Romantis.
Mata Hanum terbelalak medengar
pertanyaan seperti itu. Mata Hanum jadi berkunang-kunang dan kepala juga berat.
Rasanya ingin pingsan detik itu juga tetapi badannya tidak merespon untuk
tergeletak di lantai. Mungkin itu juga bagian paling memalukan dalam hidupnya
bila sampai pingsan.
Otak Hanum berkerja lebih keras.
Saat Hanum memalingkan muka ke hadapan Galang, ternyata Galang menatapnya
dengan tajam tanpa ekspresi. Hanum juga tidak bisa menebak apa yang ada benak
kepala Galang. Lewat tatapan memelas Hanum mencoba mengirimkan sinyal tertentu
kepada Galang. Sepertiya Galang tidak
merespon kode yag diberikan Hanum.
“Hanum” Reza memanggil Hanum yang sedang
mematung.
Hanum segera tersadar kedunia
setelah lamunan singkatnya. Hanum harus segara mengatakan sesuatu.
“Rezzzaaa.” Hanum memanggil nama
sahabatnya dengan hati-hati. “Kita memang sudah lama mengenal. Selama tiga
tahun ini kita juga menjadi dekat dan lebih dekat.” Hanum merangkai kata
pelan-pelan karea takut menjadi salah ucap.
Reza dengan sabar mendengarkan
penjelasan dari Hanum. Matanya terus menatap tajam ke mata Hanum. Reza berdiri
dengan bergeming dan kaku.
Sekali lagi Hanum menoleh ke
Galang lalu kembali merangkai kata. “Sebenarnya aku juga suka sama kamu, tetapi
suka sebagai sahabat. Maaafff banget aku nggak bisa jadi pacar kamu. Karena aku
mencintai orang lain. Yaitu Galang”
Seketia itu juga terdengar suara
sorak sorai gembira dari para cewek penggemar Reza, artinya mereka masih punya
kesempatan untuk menjadi pacar Reza. Reza bagai tersengat listrik ribuan
voltase. Hatinya mencelos ada rasa geram, marah, malu bercampur aduk tetapi
disisi lain lega telah berkata jujur dan medapat jawaban dari Hanum.
Galang yang tadi tertunduk sudah
siap dengan kepatahan hatinya kembali mendongak menatap adegan penolakan
dramatis yang sedang berlansung di panggung. Rasa semagat kembali menggelora di
tubuhnya mendengar Hanum berucap mencintai dirinya.
Hanum jadi merasa bersalah
melihat wajah Reza tiba-tiba menjadi suram. Hanum mendekat ke Reza lalu
memeluknya. “Maaf ya…kamu masih mau kan jadi sahabat ku?” Bisik Hanum dengan
nada memelas. Reza hanya menjawab dengan anggukan.
Hanum melepas pelukan Reza tidak
ketinggalan dengan menjabat tangan. Mimik Reza masih terlihat berantakan tetapi
berusa menguatkan hatinya. Begitu Reza turun disambut pelukan dari sahabatnya.
Terlihat Romi berusah menghibur Reza.
Hanum masih berdiri dipanggung
dengan memegang microphone. Seperti yang dilakukan Reza sebelum mengungkapkan
isi hatinya dengan menarik nafas sambil menatap Galang. “Galang mau gak jadi
pacar ku?”
Tanpa memberi jawaban Galang
bangkit dari tempat duduknya. Dia berlari kecil menuju panggung. Tepat di depan
Hanum, Galang berdiri nafasnya masih terengah-engah. Nafasnya berangsur kembali
teraratur. Para penonton drama ini terdiam menunggu reaksi Galang.
Tangan Galang terulur kea rah MC
tanda minta microphone, Hans langsung memberikan mic yang dipegangnnya. “Hanum
tak seharusnya kamu melakukan hal ini. Aku ini adalah orang yang pengecut tidak
sehebat Reza yang berani mengungkapkan perasaannya apa kamu masih mau?”
Tanpa ragu Hanum mengangguk.
“AKu juga mengenalmu selama tiga tahun aku tahu sifat kamu. Dan di dekat kamu
aku merasa nyaman.” Ucap Hanum untuk meyakinkan Galang.
“Hanum mau nggak kamu jadi pacar
ku?” Galang malah balik bertanya pada Hanum. Artinya Galang nembak Hanum.
Andai Hanum punya sayap mungkin
saat itu sudah melayang-layang kegirangan. Dengan senyum manisnya Hanum
mengangguk memberi jawaban pada Galang.
Sorak gembira membahana ruangan.
Sebagian dari mereka tepuk tangan berdiri. Malam itu Hanum telah berhasil
menjadi legenda diangkatannya bahkan sekolah. Hanum siswa yang biasa saja
menghentakan sebuah pesta perpisahan yang membahagiakan. Adelia yang melihat
pujaan hatinya bersedih langsung mengambil kesempatan menghiburnya dan malam
itu Reza menjadi pangeran dansa berpasangan dengan Adeli sebagai tuan putrinya.
telah terbit buku bertema Gay yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE
telah terbit buku bertema Gay yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE
No comments:
Post a Comment