Monday 23 September 2013

Cerpen : IDENTITAS


Damainnya disini bisa melepas penas sejenak menikmati semilir angin. Melihat kehidupan sisi lain dari Denpasar. Benar-benar tempat yang pas untuk refreshing. Ada pedagan asongan yang sedang mangkal menjual minuman instan. Tanpa sengaja Sandi menangkap seseorang yang terlihat “aneh” sedang termenung menatap kosong ke arah lapangan.

Ya orang itu aneh bagi Sandi atau bagi siapa saja yang melihatnya. Dia itu berpenampilan perempuan tetapi berperawakan lelaki. Orang sering menyebutnya transgener atau kata kasarnya adalah waria. Sebenarnya Sandi sendiri masih belum yakin apa yang diliatnya itu beneran transger atau memang wanita. Sekilas memang wanita karena rambutnya panjang bermakeup tetapi tidak terlalu tebal. Dia pakai tanktop dan rok sebatas lutut, disampingnya ada tas cewek.

Sandi jadi semakin lekat memperhatikannya disamping penasaran apakah dia itu cowok atau cewek jadi-jadian dia terlihat sedang sedih yang mendalam. Beberapa kali Sandi mencuri pandang. Mungkin dia merasa diperhatikan pas Sandi akan memandangnya lagi dia menengok matanya saling beradu. Sandi jadi tertangkap basah. Secara reflek Sandi jadi salah tingkah kepalanya langsung dipalingkan pura-pura sedang sibuk melihat keadaan sekitar.

Rupanya Sandi masih ingin tahu lagi tentang dia. sembunyi-sembunyi Sandi melirik  kearah orang tersebut. Meski dari jauh terlihat tetesan air mata. Ternyata benar dia sedang sedih buktinya keluar air mata. Dia jadi menengok lagi langsung ke arah Sandi. Dia malah tersenyum ramah pada Sandi. Sudah tidak bisa mengelak lagi kalau pura-pura tidak memeperhatikan. Sandi membalas dengan senyum juga.

Ada keraguan Sandi untuk menghampiri atau tidak memperdulikannya lagi. inginnya sih meninggalkan begitu saja. Tapi disisilain ada rasa kasihan untuk menemani. Kelihatannya orang baik-baik. Jika dia memang transgender berbeda dengan lainnya yang suka mangkal di jalanan, entahlah.

Sandi bangkit dari tempat duduknya sudah siap menginggalkan tempat itu. rencananya ingin memutari lapangan. Ditengah lapangan tinggal beberapa orang saja yang sedang pacaran. Sandi melangkahkan kakinya. Namun dirinya malah semakin dekat pada orang yang sedari tadi diperhatikannya.

Mungkin cewek tadi merasa ada yang mendekatinya jadinya menengok lagi ke arah Sandi. Dilemparnya senyuman kepada Sandi, tanpa canggung lagi Sandi membalas senyum. Sekarang jaraknya tinggal lebih dari satu meter. Sudah dipastikan Sandi akan menghampiri cewek tersebut.

“Hai.” Sapa Sandi pada cewek itu.
“Hai juga.” Balasnya dengan ramah. Barulah ketahuan dia memang seorang transgender karena suaranya seperi dipaksakan kemayu tetapi masih terlihat cowok. Badannya langsing mirip cewek pada umumnya dari fisik yang terlihat cowok hanya jakunnya. Untuk make up persis pada wanita lain walau nggak tebal.
“Boleh duduk sini?” Sandi langsung to the point.
“Ouh boleh, silahkan.” Cewek itu mempersilahkan Sandi sambil mengambil tasnya lalu di pangku.



MAU TAU CERITA SELENGKAPNYA BISA AJA BACA DENGAN BELI NOVELNYA. SUDAH TERSEDIA DI  http://nulisbuku.com/books/view_book/7100/kamuflase ATAU PESAN MELALUI SAYA 08193181006 atas nama apper. Terima Kasih. #Kamuflase

No comments: