NGE-FLY
Hancur sudah
hati Yandra berkeping-keping. Bagi Yandra dunia ini sudah runtuh. Saat ini
Yandra hanya tersungkur dikamar seperti mayat hidup. Tidak ada gairah untuk
melanjutkan hidup. Beberapa hari lalu Yandra mendapat petaka dari kekasihnya,
ketika Siwi mematahkan hatinya.
Yandra dengan
Siwi sudah bertunangan. Yandra sedang menabung untuk pernikahannya kelak. Saat
ini Yandra sudah mencicil rumah yang sekarang sedang di renovasi, nantinya akan
ditinggali bersama Siwi. Tetapi impian itu sudah musnah. Yandra malah
dicampakan begitu saja. Siwi lebih memilih pria yang baru dikenalnya dari
Facebook dan lebih tragisnya lagi mereka sudah kawin siri. Hati pria mana yang
tidak terluka ketika pujaan hatinya direnggut orang lain.
Rasanya ingin
marah tetapi bingung mau marah siapa karena Siwi juga nggak ada dihadapannya. Yandra
belum bisa menerima kenyataan ini. Sebagai pelariannya Yandra menjadi kereta
api uap, mulutnya terus menghisap rokok entah sudah berapa puluh batang yang
telah dihabiskan. Dikamarnya juga berantakan beberapa botol minuman berakolhol
rendah. Sekarang saat ini yang ada
dibenaknya gimana cara balas dendam pada Siwi yang telah meluluh lantakan
hidupnya.
Terdengar suara
ketukan pintu kamar kost Yandra. Tanpa menanyakan siapa dibalik pintu itu
Yandra membuka pintu, begitu pintu terbuka Yandra baru menyadari matahari sudah
sembunyi di ufurk barat. Dan ternyata yang bertamu adalah Mika temannya yang
nggak terlalu dekat. Yandra dengan Mika berteman alakadarnya karena hubungan kerja
lebih tepatnya Mika itu seniornya di kantor.
“Eh gue denger
lu lagi tepar, kenape lu?” Cerocos Mika masih di depan pintu.
“Bukan tepar
sih, cuma mati ogah hidup pun segan.” Jawab Yandra mendramatisir.
Tanpa
dipersilahkan masuk Mika sudah menerosol ke dalam kamar. Yandra sendiri masih
di pintu. Mika langsungg duduk di sofa dekat jendela, didepannya ada meja yang
berserakan botol minuman berakohol.
“Lu kenapa sampe
kayak gini? Yang gue tau lu tuh anak baek-baek gak pake acara mabok gini.”
“Nggak apa, aku
cuma lagi stress aja koq.”
“Iyalah jelas
stress, nggak mungkin lu kalo nggak stress kaya gini.” Cetus Mika sambil
menunjuk berapa botol yang ada di depannya.”
Yandra menyusul
Mika rebahan di sofa yang lumayan besar. Sebenarnya Yandra malas menerima tamu
tapi Mika sudah masuk duluan dan nggak bisa dicegahnya.
“Aku habis putus
sama tunangan ku.” Ucap Yandra nelangsa.
“Ouh.” Tanggapan
singkat dari Mika. Tangannya menepuk-nepuk pundak Yandra sebagai tanda
perihatin. “Jangan sedih donk, masih banyak cewek yang lain.”
“Banyak cewek
sih tapi belum tentu aku bisa cintainyakan?” Suara Yandra ketus karena masih
terasa kesal.
“Lu nggak sedang
berniat jadi maho kan?hahaha.” Tawa Mika membahana dikamar. Maksudnya sih untuk
menghibur Yandra.
“Sinting Lu!”
Kali ini Yandra semakin murka. Yandra
menganggapnya sebagai hinaan dari pada candaan.
Mulut Mika
langsung terkatup, tertawanya berhenti seketika melihat reaksi Yandra yang
berlebihan. Mika tidak berkutik lagi ketika melihat muka Yandra merah padam
menahan marah. Sebenarnya Mika ingin becadain Yandra lagi tetapi mengurungkan
niatnya. Bisa-bisa Yandra mendaratkan bogem mentah ke wajah Mika.
“Gini ya, lu mau
marah-marah nojokin tembok sampe tangan berdara-darah nggak ngaruh juga Siwi
udah jalan sama cowok lain.”
“Hhmmm” Yandra
menghela nafas menahan emosi. Tapi……” Katanya tak terlajutkan karena dipotong
sama Mika.
“Nggak ada tapi
lu itu harus move on. Nggak ada lagi lu sedih, uring-uringan gajebo. Sekarang
masuki hidup baru. Lu masih untung belum merit sama dia.” Kata-kata bijak
meluncur dari mulut Mika yang masih membuat Yandra bergairah kembali.
Yandra enggan
mengomentari perkataan dari Mika. Memang apa yang dikatakan Mika ada benarnya. Coba aja kalau jadi menikah
sama Siwi dan dia ketahuan selingkuh, tambah remuk lagi hati dirinya. Yandra
melihat botol minum keras beserakan menjadi bergindik sendiri. Dan berfikir
jadi orang paling bodoh, Siwi aja nggak mikirin kenapa dirinya harus putus asa
seperti ini.
Yandra beranjak
dari sofa lalu membereskan botol yang begelempangan di meja dan lantai
menaruhnya di pojokan kamar menjadi satu. Yandra juga memungut putung rokok
yang masih berserserakan. Intinya sih Yandra membereskan kamar yang lebih dari
kapal pecah karena sangat berantakan seperti halnya hati Yandra. Di sofa Mika
hanya tersenyum senang Karena kata bijaknya bisa membuat Yandra tersadar.
“Abis
beres-beres mandi ya, kita jalan keluar kemana gitu keq.” Miko mengajak temannya
keluar dari kostan agar tidak terus terpuruk di kamar.
Hanya anggukan
sebagai tanda jawaban Yandra menyetujui ajakan Miko. Mungkin sekarang ini
waktunya memang untuk melupakan sejenak dari kejamnya kelakukan Siwi. Sudah dua
hari Yandra mengurung diri di kamarnya selama itu pula Yandra tidak menyadari
terbit dan terbenamnya matahari. Untuk urusan makanan Yandra sudah banyak stok
makanan di lemari dinginnya.
Semuanya sudah
beres. Kamar menjadi rapih lagi begitu pula dengan Yandra tampak lebih segar
setelah mandi dan mencukur jenggotnya. Mereka sudah siap pergi, dilihatnya di
jam tangan menunjukan jam 8 lebih.
“Oh ya aku ke
sini pakai taksi, jalan pakai mobil kamu aja ya.”
“Ya boleh lah,”
Yandra mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di meja. “ terus kita mau
kemana nih?” Yandra baru menyadari kalau
belum ada tujuan.
“Kita makan dulu
abis itu nanti ke tempat temen ku di daerah Solo Baru.” Usul Mika pada
temannya.
Sekali lagi
tanpa protes Yandra menurut saja. Kost Yandra yang berada di daerah Kentingan
melukan mobilnya ke daerah Kota Barat yang berada di tengah Kota Solo. Yandra
makan dengan lahap seperti berhari-hari nggak makan. Tapi emang bener sih dua
hari Yandra hanya makan seadanya saja.
Dari Kota Barat
menuju Solo Baru lumayan jauh. Tetapi untungnya nggak macet jadi terasa cepat.
Daerah Solo Baru merupakan komplek perumahan besar yang berasa di pinggiran
Kota Solo masuk Kabupaten Sukoharjo. Di tengah perjalanan Yandra baru menyadari
belum tau maksud mau ngapain ke rumah temannya Mika.
“Mau ngapain toh
kita ke rumah temen kamu?
“Dia lagi
ngadain party, gue kasian sama lu aja kayaknya desperate jadinya gue ajak. Lu
tuh perlu hiburan.”
“Emang party
apaan?” Tanya Yandra dengan waswas karena gelagatnya mencurigakan.
“Party biasa aja
koq, temen ku syukuran rumah baru.”
“Beneran cuma
party biasa aja?” Yandra semakin sanksi.
“Iya.” Jawab
Mika meyakinkan.
Tanpa bertanya
lagi Yandra mengikuti petunjuk Mika. Sebenarnya masih ada rasa curiga ada yang
tidak beres dengan gelagatnya. Pasti ini lebih dari biasanya. Ingin tidak
mengikutinya tapi mental Yandra memang sedang membutuhkan hiburan.
Akhirnya sampai
juga di tujuan. Yandra memarkirkan
mobilnya di depan rumah yang megah dengan pagar yang tinggi. Tampak di depan
rumah tersebut juga ada beberapa mobil yang terparkir. Pikiran Yandra kembali
mencurigai rumah yang di hadapannya
katanya ada pesta tetapi kenapa pintu tertutup rapat. Mika memencet intercom
yang ada di tembok.
“Siapa?” Tanya
seorang wanita di balik intercom.
“Baja hitam Rx.”
Jawab Mika.
Begitu Mika
selesai memberikan menjawab pertanyaan tadi pintu terdengar kunci otomatis yang
dikenadalikan remot terbuka. Yandra semakin curiga kenapa harus memakai kode.
Pasti itu bukan pesta syukuran rumah. Mungkin itu didalamnya ada kegiatan
illegal.
“Emang ini rumah
siapa dan ada pesta apa?”
Tanpa memberi
jawaban Mika langsung menarik tangan Yandra yang masih kebingungan. Begitu
melewati gerbang secara otomatis pula pintunya tertutup. Terlihat ada seorang
satpam yang duduk di dalam pos satpam di samping pagar. Di kepala Yandra masih
banyak pertanyaan namun percuma saja bila menanyakan pada Mika pasti dia tidak
menjawabnya. Cepat atau lambat Yandra bakal menemukan jawabannya. Terdapat
beberapa mobil yang terparkir rapi di carport. Pintu besar terbuka lebar, rumah
bertingkat dua dan bercat biru langit itu cukup megah. Di halamannya banyak
pohon yang rimbun untu menutupi kemegahan rumah di dalam pagar.
Dari luar
terdengar suara tawa wanita dan alunan musik dugem. Sekarang Yandra sudah masuk
kedalam rumah. Di ruang tamu tidak ada orang sama sekali tetapi suara manusia
semakin terdengar jelas. Yandra semakin masuk kedalam rumah barulah Yandra
menemukan orang-orang yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga sebagian
duduk di area bar di pojok ruangan.
Dalam hati
Yandra menghitung ada sekitar 15 orang yang ada diruangan itu kalau di tambah
dirinya dan Mika jadi ada 17. Hampir semuanya terlihat lebih tua darinya
sekitar umur akhir 30an ada beberapa yang lebih muda seperti masih mahasiswa.
Tidak satu pun Yandra mengenal orang-orang itu.
“Hai Baja Hitam
Rx,” sambut tante-tante berpakaian glamor tidak ketinggalan dengan dandanan
yang menor. Tante tersebut mencium pipi kanan kiri Mika. “Kamu bawa cowok
ganteng siapa ini?” Matanya melirik tajam pada diri Yandra yang bediri mematung
berusaha menyesuaikan keadaan pesta ini.
“Hai tante
Jolin…. Makin cantik aja nih tante, susuknya tok cer dech,heheheh.” Canda Mika
sambil mencium pipi kanan dan kiri tante Jolin. “Ini aku bawa temen namanya
Yandra dia lagi desperate di tinggal tunangan.”
Yandra menyalami
tante Jolin seadanya. Tercium dengan jelas bau alkhol berkadar tinggi keluar
dari mulut tante Joli. Wanita paruh baya ini masih terlihat cantik dan segar.
“Ayo duduk,
partynya belum mulai koq. Masih nunggu Power Ranger.” Ucap tante Joli ramah.
“Apa lagi nih
tadi Baja Hitam Rx, sekarang Power Ranger, jangan-jangan ini adalah kumpulan
dari para super hero.” Yandra hanya membatin membayangkan orang-orang ini
sebentar lagi berubah menjadi super hero seperti yang ada di televise.
Tak lama
kemudian muncul seorang pria kira-kira seumuran dengan Yandra yaitu 30an. Dia
membawa koper ukuran standar. Tampilannya santai seperti habis berlibur.
“Hai ladies.”
Sapa pria itu kepada kumpulan wanita yang sedang asik ngomongin berlian.
“Hai Power
Ranger.” Sekali lagi tante Joli menyambut tamunya. “Ayo temen-temen sini
partynya udah mau dimulai.”Orang-orang yang tadinya kumpul di mini bar dan
ruang makan berkumpul di ruang keluarga. Sepertinya mereka sudah nggak sabaran
pestanya segera dimulai. Yandra sendiri masih bingung bakalan ada pesta apa.
Yandra sudah membayangkan bakal terjadi pesta sex.
“Kamu bawa apa
aja manis?” Tanya tante Joli pada Power Ranger.
“Bawa ice cream
(sabu-sabu), kancing (ekstasi), tea (ganja), bedak etep putih (putaw/heroin), dan masih
banyak lagi.”
Yandra semakin
tidak paham apa yang mereka omongkan. Dalam otaknya ngapain juga di koper itu
bawain es krim, kancing dan teh? Emang habis berlibur dari mana orang itu?
bukannya di Solo juga banyak barang gituan. Meskipun rasa ingin tahu Yandra
tidak bertanya pada Mika karena ada rasa gengs,i nanti juga tau sendiri.
Koper itu
sekarang sudah terbuka. Didalamnya ada berbagai macam barang berupa botol
plastik bening didalamnya terlihat butiran pil. Selain itu ada daun kering di
bawahnya terdapat bubuk putih. Yandra masih belum tahu barang tersebut. Mata
Yandra semakin menggeledah isi koper. Ada satu barang berbentuk botol seperti
yang terdapat di laboratorium tetapi di atasnya masih ada semacam sedotan yang
dari bahan gelas. Yandra hanya mengira-ngira itu adalah bong, yaitu alat yang
biasa untuk menghisap sabu-sabu.
Sekarang Yandra
sudah tau jawabannya semua, bahwa sekarang akan berlangsung pesta narkoba.
Membayangkan itu semua perut jadi mual dan perasaan jadi bertambah nggak
tenang. Jangankan pesta narkoba, melihat barang-barang haram itu aja tidak
pernah. Jadi ini adalah pengalaman pertamanya. Yandra melihat orang sekitarnya matanya
berbinar-binar seperti melihat perhiasan yang melimpah.
“Bagi donk seperemi ubas (seperempat
sabu)nya, udah ada gejala sakaw (rasa
sakit karena putus obat)nih.” Kata pemuda yang mungkin masih mahasiswa.
“Kalo gue mau nyimeng (menghisap ganja) dulu sebagai
pembuakaan.” Mika ikutan meminta ganja pada Power Ranger.
“Kamu bawa
pesenan aku kan lady and crack (kokain
kelas satu)?” Tanya tante Joli antusias.
“Sabar donk
broo. Tenang semuanya pasti kebagian.” Ujar Power Ranger untuk menangkan
manusia-manusia yang haus akan dunia halusinasi.
Yandra semakin
tidak karuan rasanya terperangkap ruangan bergabung dengan orang-orang yang
sebentar lagi hilang kewarasannya. Rasanya ingin cepat-cepat kabur dari sini
tetapi pasti akan di cegah orang-orang itu. Bila nekat kabur pasti tidak ada
jalan keluar karena rumah ini dikelilingi tembok yang tinggi.
Perlahan tapi
pasti Yandra beringsut ke pinggiran sofa menjauh dari segerombolan orang yang
sedang merubungi berbagai jenis barang haram. Mereka sedang sibuk dengan
memilih barang pesanannya. Bisa dibayangkan mereka seakan membeli sayur dari
abang penjaja sayur yang lewat depan di sebuah komplek perumahan. Keriuhan
semakin menjadi karena ada beberapa barang yang lupa dibawa badar narkoba yang
entah namanya siapa yang Yandra tau mereka memanggilnya Power Ranger.
“Eh masnya gak
ikut milih?” Tanya wanita cantik sambil memandang Yandra yang ada bergeming di
ujung sofa. Ada beberapa pasang mata ikut menolehnya tetapi cuma sebentar
mereka kembali sibuk dengan barang pesanannya.Yandra hanya menggeleng tanda
tidak mau ikut-ikutan. Bukan hanya tidak mengerti jenis-jenis narkoba itu
tetapi perasaan takut yang besar yang membuat dirinya ikut berkerumun dengan
mereka.
Beberapa orang sudah mendapatkan barang yang
diinginkan dan kembali duduk di sofa. Bong itu tergeletak di meja bersama
beberapa jarum suntik, alumunium foil, korek api dan peralatan lainnya. Pesta
segera dimulai.
“Eh lu mo
nyabunya ngecam (nyuntik)
atau mau pake bong?” Tanya Mika pada entah namanya siapa yang ada disebelahnya.
“Sek toh aku
arep snip (pakai putau
dihisap lewat hidung).” Balas pria tersebut.
“Mik, temen kamu
koq diem aja ajak gabung donk.” Cetus tante Joli yang ada sedang melinting daun
kering, Yandra menebaknya itu adalah daun ganja.
Mika berpindah
tempat duduk. Sekarang dia ada disebelah Yandra. Mulut Mika mengepul asap . “Eh
lu mau nyobain apa? Lu tinggal pilih aja.” Kata Mika sambil menunjuk narkoba
yang tersaji di meja.
Yandra hanya
menggeleng enggan ikut-ikutan pesta bejat ini. Jelas terlihat raut muka Yandra
yang menahan marah. Gimana nggak marah temannya telah menyeret dirinya pada masalah
besar dengan mengikut sertakan pesta narkoba. Saat ini Yandra merasa menyesal
mau saja mengikuti Mika. Selain itu rasa benci Yandra menyeruak kepada
temannya, yang tadi baik hati menghibur bagai malaikat sekarang nggak ada
bedanya dengan iblis yang membisikan untuk berbuat jahat.
“Nih buat kamu.”
Seorang wanita memberikan segelas air bening. “Biar nggak tegang dan nerveus.”
Lanjut wanita tadi.
Yandra belum tau
isinya apa entah itu air berakolhol atau air putih biasa. Yandra menerima
begitu saja gelasnya. Kerongkongannya sudah berasa kering sekali karena Yandra
sudah teralalu banyak menelan ludah gara-gara melihat kenyataan yang ada
dihadapannya sangat mengerikan tetapi dirinya tidak berdaya untuk menghindar.
Air yang ada digelas telah tandas diminum. Ternyata itu air putih beneran,
mungkin dia orang baik yang ada disini.
Terasa segar
setelah minum air, paling nggak untuk tetap berfikir sadar untuk tidak
ikut-ikutan pesta terktuk itu.
“Katanya lagi
sedih ya mas?” Tanya wanita itu. Yandra masih membungkam mulutnya hanya
anggukan sebagai jawaban. “Cobain ini dech, biar mas bisa lupain cewek sialan
itu.” Sang wanita memberikan pil kecil berwarna pink. Tapi Yandra menolaknya
dengan halus.
“Wih ni obatnya
manjur amat ya, liat tuh Hatori sudah mulai badai
(mabok akibat narkoba).” Mika menunjuk pria bermata sipit disebrangnya.
“Dia anak baru
jadi dosis sedikit aja udah langsung ngerasain nikmatnya.” Timpal tante Joli.
Yandra baru
sadar teryata orang-orang itu sudah mulai mabok merasakan efek dari narkoba
yang disuntik atau di hisapnya. Ada yang meracau nggak jelas ada juga yang cuma
tiduran dengan nafas tersengal-sengal. Terlihat ada seorang yang meringkuk
seperti orang kedinginan. Kepulan asap ganja cepat atau lambat memenuhi
ruangan.
“Kamu cobain ini
dech…..” Mika memberikan lintingan ganja yang sudah dilinting dan menyala di
ujungnya. Yandra tau itu bekasnya Mika.
“Nggak ah, aku
kan nggak ngerokok.” Tolak Yandra.
“Apa lu nggak
ngerokok tadi aja putung rokok bertebaran di kamar lu.” Nada suara Mika
meninggi tawarannya di tolak mentah-mentah oleh Yandra.
“Cobain aja mas
dikit aja nggak apa koq. Sayang donk udah kesini nggak ikut party.” Suara
lembut wanita disebelah Yandra berusaha ikut mempengaruhi.
“Iya itu coba
dihisap-hisap kalau ganja nggak buat mabok koq.” Kata tante Joli yang
jelas-jelas berbohong.
“Kalo pake ini
lu bisa lupain Siwi, lu nggak akan inget-inget lagi brengseknya Siwi. Selinting
aja dech.” Mika masih saja merongrong disebelah Yandra.
Otak Yandra mulai bereaksi rangsangan dari
orang sekitarnya. Tadinya jelas-jelas menolak sekarang sudah sedikit goyah. Dalam
pikirannya kalau coba sedikit aja dan sekali pasti nggak akan nagih, lagian itu
semua gratis. Dengan ini semua aku bisa melupakan semua tentang Siwi. Hilang
semua momori tentang dia di otak.
“Di sini aman
koq nggak bakalan di grebeg.” Ucap tante Joli. Sepertinya dia tau kekhawatiran
yang melanda Yandra.
“Percaya aja
sama tante Joli, dia ini yang punya rumah ini.” Power Ranger memperkuat omongan
dari tante Joli. Power Ranger juga
menambahkan omongongannya lagi, “Kita sering party disini koq dan nggak akan
bocor. Ini coba aja barcon (barang
conoh) gratis koq. Ada Blue Ice (sabu-sabu
nomer satu), Black Heart (merk
ekstasi), girl (kokain), chimenk (ganja) dan masih banyak lagi.
pilih aja. Pokoknya disini happy-happy saja.” Power Ranger kembali membuka
kopernya yang sekarang sudah setengah kosong.
Sebenarnya
Yandra nggak paham istilah-istilah itu semua kecuali satu kata yaitu chimenk. Namun sambil mendengarkan
Yandra mengangguk-angguk seolah mengerti arti itu semua. Pikiran Yandra semakin
kacau setelah memandang barang-barang yang ada di koper. Tanyannya sudah siap
mulai mengacak-ngacak koper. Tetapi di cegah oleh Mika, dia malah memberi pil
warna pink yang tadi di pegang wanita bersuara merdu itu kepada Yandra.
Sekarang di tangan Yandra udah memegang pil ekstasi. Nafasnya tidak beraturan,
disamping karena takut ada perasaan grogi dicampur galau. Keringat mengucur
deras dari dahinya.
Di tangan kiri
ada ekstasi dan tangan kanan ada segelas air putih. Mulutnya sudah ternganga
siap menelan pil setan itu. Nafas Yandra masih terengah-engah dan mencoba
menenangkan diri mengatur pernafasannya. Pikiran Yandra sudah teracuni oleh
teman-temannya.
@@@
Kantor Polisi
Suasana kantor
polisi resort Sukoharjo saat tengah malah sudah sepi hanya ada petugas yang
sedang berjaga malam dan petugas yang bersiap-siap untuk patroli untuk
mengamankan daerah. Di ruang jaga ada BRIPTU Lian yang sedang asik main
smartphone untuk membunuh kejenuhan jaga malam. Tiba-tiba telpon pos jaga
berbunyi, dengan cekatan langsung diangkat telpon tersebut.
“Selamat malam,
dengan BRIPTU Lian di Polres Sukoharjo dapat saya bantu.” Salam dari BRIPTU
Lian untuk menjawab telpon. Lalu hening sejenak mendengarkan lawan bicaranya.
“Ouh begitu jadi pesta narkoba di tetangga bapak di daerah Solo Baru di blok
sekian. Nanti kita langsung tangani. Terima kasih bapak informasinya.”
Begitu menutup
telpon BRIPTU Lian langsung melaporkan kejadian keatasannya. Mendapat laporan
seperti itu Kapolres Sukoharjo tidak langsung bertindak gegabah langsung
menggrebegnya namun mengirim polisi intel untuk mengamati terlebih dahulu.
@@@
Satu persatu
manusia-manusia itu tumbang dalam pengaruh narkoba. Hanya tinggal beberapa
orang saja yang masih tersedar tetapi efek narkoba itu sudah mulai bekerja.
Tinggal Yandra sama yang masih segar karena belum ada narkkoba yang merasuk
ketubuhnya. Mika yang ada sebelahnya saat ini sedang menghisap sabu-sabu dari
bong.
“Koq cuma dipegang
aja? Ayo telen.” Wanita disebelah Yandra masih saja berusaha menghasut.
Yandra
memejamkan mata dan tanpa keraguan pil ekstasi yang dipegangnya langsung
ditelan. Iblis-iblis itu bersorak seperti mendapat kemenangan begitu Yandra
memasukan pil kemulut. Satu manusia telah berhasil menjadi budak narkoba. Mika
yang ada disebelahnya langsung memeluk sebagai tanda sekarang sudah menjadi CS (rekan sesame pengguna narkoba). Di
tempat yang agak jauh tante Joli tertawa terbahak-bahak tanda kepuasan.
Pikiran Yandra
mungkin sudah buntu karena tekanan dari orang-orang sekitar dan masalah yang
membelitnya membuat gelap mata. Dirinya hanya berfikir dengan menelan pil setan
itu masalah akan segera hilang dan bayangan Siwi tidak menghantuinya lagi.
Yandra sudah termakan oleh bujukan rayu para iblis.
Yandra mematung
disofa itu nggak tau harus ngapain. Otaknya kembali bekerja menuju kewarasan. Ada
rasanya penyesalan kenapa bisa sampai menelan pil setan. Dirinya terus merenung
membayangkan akibat dari ketagihan narkoba. Melihat keadaan di depan mata
Yandra jadi bergindik sendiri melihat sesuatu yang menyeramkan.
Orang-orang yang
ada didepannya seperti zombie. Mata mereka kosong dan nanar, ada lingkaran
hitam kata orang itu adalah mata panda. Mereka yang sedang meracau adalah sudah
memasuki dunia halusinasi, apa yang ada di imajinasinya seperti ada didepan
mata. Jika dibayangkan mereka seperti orang gila. Botol minuman keras,
alumunium foil, lintingan daun ganja berserakan di meja dan lantai.
“Aku tidak mau
menjadi orang-orang bodoh seperti itu.” Yandra hanya membatin. Mereka adalah
memang orang-orang bodoh merusak masa depannya dan mereka orang-orang yang tersesat, sebagai
pelarian mereka mengkonsumsi narkoba. Dengan narkoba mereka bisa berhalusinasi
merasa dirinya orang paling bahagia sedunia. Tetapi sayang kebahagiaan itu
hanya sesaat setelah itu hidup mereka merana kembali.
Saat ini Yandra
berfikir lebih keras lagi gimana caranya agar ekstasi tidak bekerja
diitubuhnya, harus segara mungkin dikeluarkan. Mata Yandra berkeliaran melihat
lebih detail isi rumah. Akhirnya Yandra mendapatkan ide segar dan semoga ektasi
yang baru telannya belum bereaksi.
@@@
Mendapat
pengaduan ada pesta narkoba, jajaran kepolisian Kabupaten Sukoharjo langsung
bertindak cepat. Solo Baru berada di wilayah Kecamatan Grogol merupakan daerah
kekuasaan Sukoharjo. Sura-surat untuk proses penggrebegan segera diproses. Satu
kompi kepolisian segera dibentuk. Sepertinya akan ada pesta tersendiri untuk
para polisi membekuk para pecandu narkoba. Intel mereka segera dikirim
kelapangan.
@@@
Yandra berjalan
menuju dapur, biasanya di dapur ada kamar mandi. Sengaja Yandra tidak memakai
kamar mandi ruang tengah karena takut kedengaran orang-orang disekitar. Secepat
mmungkin Yandra melancarkan misi ini. Saat sedang celingak-celinguk datang Mika
yang sudah mulai teler.
“Ngapain lu yan
kesini?” Tanya Mika penasaran.
“Mau ke toilet,
yang didepan kayaknya dipake. Jadi aku cari dibelakang.” Jawab Yandra
berbohong.
“Ouh gitu.” Mika
mengambil gelas didapur lalu pergi meninggalkan Yandra.
Fuih, Yandra
bernafas lega hampir saja misinya gagal. Yandra berusaha tenang agar tidak
ketahuan yang lainnya. Kamar mandi ada dipojok ruangan, tanpa pikir panjang
langsung masuk dari pada nanti ketahuan. Di dalam kamar mandi dua jari tangan
kanan dimasukan kedalam mulut dan disogok kedalam. Suah dua kali sogokan tapi
belum ada tanda-tanda mau muntah. Sekali lagi Yandra sogok jarinya lebih dalam.
Kali ini sudah bereaksi perutnya mual. Semakin semangat lagi Yandra menyogok
jarinya ke tenggorokan. Berhasil, Yandra mengeluarkan isi perutnya. Rasa waswas
kembali menggelayut memperhatikan apa saja yang keluar dari tubuhnya.
Matanya semakin
melotot memperhatikan lubang closet yang menjijikan karena makanan yang sedang
diproses di lambung di keluarkan. Menggunakan sikat gigi entah punya siapa
Yandra melawan rasa jijiknya untuk mengorek-ngorek muntahan. Apa yang
diharapkan belum di temuinya. Keringat dingin kembali mengucur tanda khawatir.
Yandra terus mengubek-ngubeknya sampai ingin muntah lagi karena mencium aroma
yang menjijikan. Rasa mual itu tak tertahankan lagi dan memutah lagi. Saat
muntah itulah Yandra merasa sangat senang karena pil pink itu masih utuh
berbentuk bulat locat dari mulutnya menuju lubang closet.
Kebahagian itu
hanya sementara karena Yandra harus memikirkan gimana caranya biar bisa keluar
dari rumah ini. Yandra kembali ke ruangan pesta terkutuk itu, duduk disamping
Mika yang duduk tanpa suara dengan tatapan mata kosong. Disebelahnya wanita
cantik itu sedang meracau entah apa yang dikatakan sekilas seperti sedang
memaki suaminya yang selingkuh.
Rencana kedua
harus segera dimulai sudah tidak ada alasan lagi berlama-lama disini. Saat ini
sudah jam 1 dinihari. Yandra memainkan smartphonenya untuk meng-sms siapa saja
yang bisa membantunya. Sudah lima orang di sms tetapi tidak ada respon, mungkin
mereka seudah tidur. Tidak mungkin untuk menelponnya karena mereka akan curiga.
@@@
Polisi itu sudah
mendaptkan surat tugas untuk pengamatan. Ada dua orang petugas yang akan segera
melaksanan pekerjaannya. Mereka berpakaian seperti orang sipil tidak ada penampakan
sebagai seorang polisi. Tugas mereka untuk menyamar dan mengamati suasana
tempat yang akan digrebeg. Dari Kapolres Sukahorjo agak jauh untuk mencapai
tujuan di Solo Baru.”
@@@
Harapan itu
semakin tipis, sudah 10 orang belum merespon. Semakin banyak lagi Yadra
mengirim sms, keringat dingin bercucuran dan terus berdoa mengharapkan
keajaiban. Sudahlah pasrah menunggu pesta usai dan tidak terjadi apa-apa,
Yandra duduk lemas memikirkan nasibnya. Tanpa diduga smarthphonnya berdering
dengan lantang sampai Mika dan wanita disebelahnya tersadar. Sengaja Yandra
tidak langsung mengangkatnya agar semua orang memperhatikannya. Sudah beberapa
orang melihat Yandra. Saatnya sekarang untuk mengangkat telpon itu.
“Ya halo, kenapa
dek?” Yandra sengaja bersuara keras dan diam sejenak mendengar suara dibalik
telpon. “Apa!!! Mamah masuk rumah sakit? Parah nggak?” Sengaja suara Yandra
dibuat histeris. Mika dan tante Joli tampak memperhatikanYandra. “Iya dek, kaka
langsung ke rumah sakit sekarang. Tenang ya dek.” Begitu mengakhiri kalimat
Yandra membereskan barang yang di bawanya.
“Tante Joli,
maaf nih saya harus pulang segera karena mamah masuk rumah sakit.” Yandra
mencoba pamit pada sang tuan rumah.
“Nggak bisa
ditunda? Bentar lagi kamu fly loh
bisa bahaya. Tunggu efeknya hilang aja” Tante Joli berusah menahan Yandra
sepertinya ada rasa curiga.
“Maaf tante
nggak bisa, ini mamah udah masuk UGD. Kasian adek cuma sendirian.” Yandra
berkilah.
“Ya udah jagain
mamah dulu. Hati-hati ya.” Akhirnya tante Joli luluh juga.
“Eh Mik, kamu
mau ikut gak?” Tanya Yandra yang sebenarnya suatu ajakan untuk segera dari
tempat ini.
“Nggak ah ogah
dirumah sakit sumpek gitu.” Mika menampik ajakan Yandra.
Segera Yandra
keluar dari rumah itu. Sebenarnya nggak tega meninggalkan Mika sendirian disitu,
tetapi Yandra juga tidak mau memaksa malah nantinya tante Joli tambah besar
rasa curiganya. Gerbang kebebasan sudah didepan mata.
@@@
Dua polisi intel
itu sudah masuk komplek perumahan. Komplek ini begitu besar sampai harus
menelusuri jalan-jalan yang menyesatkan karena banyak jalan buntu. Sebenarnya
sudah dekat sakali sama rumah yang dituju. Akhirnya ketemu juga blok yang
dituju. Mobil yang ditunggangi polisi ini berjalan lambat mencari rumah tempat
pesta narkoba.
@@@
Yandra sudah ada
didalam mobil dan siap melaju. Lega juga sudah terbebas dari rumah sialan itu.
Sudah agak jauh dari rumah Yandra mengendarai mobilnya. Dibalik spion terlihat
ada mobil yang berjalan lambat dan selisih beberapa meter dari rumah tante Joli
mobil itu berhenti. Ada rasa curiga terhadap mobil itu, Yandra buru-buru
meninggalkan komplek perumahan. Sekarang Yandra menuju rumah sakit yang ada di
Kota Solo untuk meyakinkan sandiwaranya benar-benar terjadi. Hal ini untuk
antisipasi barang kali ada orang yang menguntit Yandra atas suruhan tante Joli.
Tak terasa sekarang sudah jam 4 pagi. Malam
penuh petualangan bagi Yandra berawal dari gejolak batin tentang asmaranya,
pergi bersama teman yang palig brengsek sedunia yang mau menjerumuskan dirinya
ke lingkaran setan. Apalagi sampai terperangkap di rumah terkutuk tempat pesta
narkoba. Rasanya jauh lebih lega ketika Yandra sudah berada di kamar kostnya.
Sampai kamar
Yandra merebahkan diri di sofa untuk menghilangkan rasa lelah sejenak.
Diambilnya remot televisi yang ada disebelah, dari remotnya itu mengganti-ganti
saluran terlevisi yang dianggapnya menarik. Sampailah pada siaran berita
televisi lokal. Awalnya Yandra hanya melihat sekilas tayanngan tersebut, tetapi
betapa terkejutnya ketika melihat tagline Breaking News Penggerebekan Pesta
Narkoba Di Daerah Solo Baru. secara seksama Yandra melihat adegan dramatisir
polisi merangsek kedalam rumah yang dipenuhi orang-orang sedang teler.
Betapa pilunya
ketika Yandra melihat Mika yang setengah mabok digiring ke teras rumah berjejer
dengan para pengguna lainnya. Namun ada yang janggal kemana perginya wanita
cantik itu yang tadi memberinya pil ekstasi? Sekujur tubuh Yandra lemas
seketika membayangkan bila dirinya ada disitu di tonton jutaan orang mau
ditaruh mana muka ini untuk menahan malu. Nggak bisa dibayangkan bila dirinya
di jebloskan kedalam penjara. Yandra terus membayangkan bila dirinya kehilangan
karir kerja yang selama ini sudah dirintis dari awal. Belum lagi mengalami
kejamnya hidup di penjara. Masa depan pasti akan suram.
Ada rasa
berasalah kenapa tadi tidak memaksa Mika untuk pergi dari situ. Sudahlah yang
penting sekarang dirinya tidak ikut dalam penggrebean tersebut. Sekedar
berjaga-jaga Yandra menelpon pengacaranya bila ada panggilan polisi untuk
meminta keterangan atau menjadi saksi. Dari pengacara tersebut Yandra
disarankan untuk membakar baju yang baru dipakai serta membotak rambut
kepalanya karena bisa aja asap ganja menempel pada tubuhnya.
Malan ini Yandra
mendapat banyak pelajaran yaitu janga terlalu mempercayai teman. Bisa saja
teman yang kita anggap baik malah menjerumuskan pada hal negative. Jauhi
narkoba jangan sekali-kali menyentuh barang haram tersebut apapun bentuknya
bisa saja jadi pecandu. Bila ada masalah narkoba bukanlah jalan keluar tetapi
mintalah bimbingan orang tua atau psikolog karena merka adalah orang yang bijak
membantu kita keluar dari masalah yang lebih terpenting dekatkan diri kita pada
Tuhan. Yandra tak lupa mengucapkan terima kasih pada Siwi yang telah
menolongnya.
telah terbit buku bagus yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE
telah terbit buku bagus yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE
No comments:
Post a Comment