Monday 11 November 2013

Cerpen : NgeFly

NGE-FLY
Hancur sudah hati Yandra berkeping-keping. Bagi Yandra dunia ini sudah runtuh. Saat ini Yandra hanya tersungkur dikamar seperti mayat hidup. Tidak ada gairah untuk melanjutkan hidup. Beberapa hari lalu Yandra mendapat petaka dari kekasihnya, ketika Siwi mematahkan hatinya.

Yandra dengan Siwi sudah bertunangan. Yandra sedang menabung untuk pernikahannya kelak. Saat ini Yandra sudah mencicil rumah yang sekarang sedang di renovasi, nantinya akan ditinggali bersama Siwi. Tetapi impian itu sudah musnah. Yandra malah dicampakan begitu saja. Siwi lebih memilih pria yang baru dikenalnya dari Facebook dan lebih tragisnya lagi mereka sudah kawin siri. Hati pria mana yang tidak terluka ketika pujaan hatinya direnggut orang lain.

Rasanya ingin marah tetapi bingung mau marah siapa karena Siwi juga nggak ada dihadapannya. Yandra belum bisa menerima kenyataan ini. Sebagai pelariannya Yandra menjadi kereta api uap, mulutnya terus menghisap rokok entah sudah berapa puluh batang yang telah dihabiskan. Dikamarnya juga berantakan beberapa botol minuman berakolhol rendah.  Sekarang saat ini yang ada dibenaknya gimana cara balas dendam pada Siwi yang telah meluluh lantakan hidupnya.

Terdengar suara ketukan pintu kamar kost Yandra. Tanpa menanyakan siapa dibalik pintu itu Yandra membuka pintu, begitu pintu terbuka Yandra baru menyadari matahari sudah sembunyi di ufurk barat. Dan ternyata yang bertamu adalah Mika temannya yang nggak terlalu dekat. Yandra dengan Mika berteman alakadarnya karena hubungan kerja lebih tepatnya Mika itu seniornya di kantor.

“Eh gue denger lu lagi tepar, kenape lu?” Cerocos Mika masih di depan pintu.
“Bukan tepar sih, cuma mati ogah hidup pun segan.” Jawab Yandra mendramatisir.

Tanpa dipersilahkan masuk Mika sudah menerosol ke dalam kamar. Yandra sendiri masih di pintu. Mika langsungg duduk di sofa dekat jendela, didepannya ada meja yang berserakan botol minuman berakohol.

“Lu kenapa sampe kayak gini? Yang gue tau lu tuh anak baek-baek gak pake acara mabok gini.”
“Nggak apa, aku cuma lagi stress  aja koq.”
“Iyalah jelas stress, nggak mungkin lu kalo nggak stress kaya gini.” Cetus Mika sambil menunjuk berapa botol yang ada di depannya.”

Yandra menyusul Mika rebahan di sofa yang lumayan besar. Sebenarnya Yandra malas menerima tamu tapi Mika sudah masuk duluan dan nggak bisa dicegahnya.

“Aku habis putus sama tunangan ku.” Ucap Yandra nelangsa.
“Ouh.” Tanggapan singkat dari Mika. Tangannya menepuk-nepuk pundak Yandra sebagai tanda perihatin. “Jangan sedih donk, masih banyak cewek yang lain.”
“Banyak cewek sih tapi belum tentu aku bisa cintainyakan?” Suara Yandra ketus karena masih terasa kesal.
“Lu nggak sedang berniat jadi maho kan?hahaha.” Tawa Mika membahana dikamar. Maksudnya sih untuk menghibur Yandra.
“Sinting Lu!” Kali ini Yandra semakin murka.  Yandra menganggapnya sebagai hinaan dari pada candaan.

Mulut Mika langsung terkatup, tertawanya berhenti seketika melihat reaksi Yandra yang berlebihan. Mika tidak berkutik lagi ketika melihat muka Yandra merah padam menahan marah. Sebenarnya Mika ingin becadain Yandra lagi tetapi mengurungkan niatnya. Bisa-bisa Yandra mendaratkan bogem mentah ke wajah Mika.

“Gini ya, lu mau marah-marah nojokin tembok sampe tangan berdara-darah nggak ngaruh juga Siwi udah jalan sama cowok lain.”
“Hhmmm” Yandra menghela nafas menahan emosi. Tapi……” Katanya tak terlajutkan karena dipotong sama Mika.
“Nggak ada tapi lu itu harus move on. Nggak ada lagi lu sedih, uring-uringan gajebo. Sekarang masuki hidup baru. Lu masih untung belum merit sama dia.” Kata-kata bijak meluncur dari mulut Mika yang masih membuat Yandra bergairah kembali.

Yandra enggan mengomentari perkataan dari Mika. Memang apa yang dikatakan  Mika ada benarnya. Coba aja kalau jadi menikah sama Siwi dan dia ketahuan selingkuh, tambah remuk lagi hati dirinya. Yandra melihat botol minum keras beserakan menjadi bergindik sendiri. Dan berfikir jadi orang paling bodoh, Siwi aja nggak mikirin kenapa dirinya harus putus asa seperti ini.

Yandra beranjak dari sofa lalu membereskan botol yang begelempangan di meja dan lantai menaruhnya di pojokan kamar menjadi satu. Yandra juga memungut putung rokok yang masih berserserakan. Intinya sih Yandra membereskan kamar yang lebih dari kapal pecah karena sangat berantakan seperti halnya hati Yandra. Di sofa Mika hanya tersenyum senang Karena kata bijaknya bisa membuat Yandra tersadar.

“Abis beres-beres mandi ya, kita jalan keluar kemana gitu keq.” Miko mengajak temannya keluar dari kostan agar tidak terus terpuruk di kamar.

Hanya anggukan sebagai tanda jawaban Yandra menyetujui ajakan Miko. Mungkin sekarang ini waktunya memang untuk melupakan sejenak dari kejamnya kelakukan Siwi. Sudah dua hari Yandra mengurung diri di kamarnya selama itu pula Yandra tidak menyadari terbit dan terbenamnya matahari. Untuk urusan makanan Yandra sudah banyak stok makanan di lemari dinginnya.

Semuanya sudah beres. Kamar menjadi rapih lagi begitu pula dengan Yandra tampak lebih segar setelah mandi dan mencukur jenggotnya. Mereka sudah siap pergi, dilihatnya di jam tangan menunjukan jam 8 lebih.
“Oh ya aku ke sini pakai taksi, jalan pakai mobil kamu aja ya.”
“Ya boleh lah,” Yandra mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di meja. “ terus kita mau kemana nih?”  Yandra baru menyadari kalau belum ada tujuan.
“Kita makan dulu abis itu nanti ke tempat temen ku di daerah Solo Baru.” Usul Mika pada temannya.

Sekali lagi tanpa protes Yandra menurut saja. Kost Yandra yang berada di daerah Kentingan melukan mobilnya ke daerah Kota Barat yang berada di tengah Kota Solo. Yandra makan dengan lahap seperti berhari-hari nggak makan. Tapi emang bener sih dua hari Yandra hanya makan seadanya saja.

Dari Kota Barat menuju Solo Baru lumayan jauh. Tetapi untungnya nggak macet jadi terasa cepat. Daerah Solo Baru merupakan komplek perumahan besar yang berasa di pinggiran Kota Solo masuk Kabupaten Sukoharjo. Di tengah perjalanan Yandra baru menyadari belum tau maksud mau ngapain ke rumah temannya Mika.

“Mau ngapain toh kita ke rumah temen kamu?
“Dia lagi ngadain party, gue kasian sama lu aja kayaknya desperate jadinya gue ajak. Lu tuh perlu hiburan.”
“Emang party apaan?” Tanya Yandra dengan waswas karena gelagatnya mencurigakan.
“Party biasa aja koq, temen ku syukuran rumah baru.”
“Beneran cuma party biasa aja?” Yandra semakin sanksi.
“Iya.” Jawab Mika meyakinkan.

Tanpa bertanya lagi Yandra mengikuti petunjuk Mika. Sebenarnya masih ada rasa curiga ada yang tidak beres dengan gelagatnya. Pasti ini lebih dari biasanya. Ingin tidak mengikutinya tapi mental Yandra memang sedang membutuhkan hiburan.

Akhirnya sampai juga di tujuan. Yandra  memarkirkan mobilnya di depan rumah yang megah dengan pagar yang tinggi. Tampak di depan rumah tersebut juga ada beberapa mobil yang terparkir. Pikiran Yandra kembali mencurigai rumah  yang di hadapannya katanya ada pesta tetapi kenapa pintu tertutup rapat. Mika memencet intercom yang ada di tembok.

“Siapa?” Tanya seorang wanita di balik intercom.
“Baja hitam Rx.” Jawab Mika.

Begitu Mika selesai memberikan menjawab pertanyaan tadi pintu terdengar kunci otomatis yang dikenadalikan remot terbuka. Yandra semakin curiga kenapa harus memakai kode. Pasti itu bukan pesta syukuran rumah. Mungkin itu didalamnya ada kegiatan illegal.

“Emang ini rumah siapa dan ada pesta apa?”

Tanpa memberi jawaban Mika langsung menarik tangan Yandra yang masih kebingungan. Begitu melewati gerbang secara otomatis pula pintunya tertutup. Terlihat ada seorang satpam yang duduk di dalam pos satpam di samping pagar. Di kepala Yandra masih banyak pertanyaan namun percuma saja bila menanyakan pada Mika pasti dia tidak menjawabnya. Cepat atau lambat Yandra bakal menemukan jawabannya. Terdapat beberapa mobil yang terparkir rapi di carport. Pintu besar terbuka lebar, rumah bertingkat dua dan bercat biru langit itu cukup megah. Di halamannya banyak pohon yang rimbun untu menutupi kemegahan rumah di dalam pagar.

Dari luar terdengar suara tawa wanita dan alunan musik dugem. Sekarang Yandra sudah masuk kedalam rumah. Di ruang tamu tidak ada orang sama sekali tetapi suara manusia semakin terdengar jelas. Yandra semakin masuk kedalam rumah barulah Yandra menemukan orang-orang yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga sebagian duduk di area bar di pojok ruangan.

Dalam hati Yandra menghitung ada sekitar 15 orang yang ada diruangan itu kalau di tambah dirinya dan Mika jadi ada 17. Hampir semuanya terlihat lebih tua darinya sekitar umur akhir 30an ada beberapa yang lebih muda seperti masih mahasiswa. Tidak satu pun Yandra mengenal orang-orang itu.

“Hai Baja Hitam Rx,” sambut tante-tante berpakaian glamor tidak ketinggalan dengan dandanan yang menor. Tante tersebut mencium pipi kanan kiri Mika. “Kamu bawa cowok ganteng siapa ini?” Matanya melirik tajam pada diri Yandra yang bediri mematung berusaha menyesuaikan keadaan pesta ini.
“Hai tante Jolin…. Makin cantik aja nih tante, susuknya tok cer dech,heheheh.” Canda Mika sambil mencium pipi kanan dan kiri tante Jolin. “Ini aku bawa temen namanya Yandra dia lagi desperate di tinggal tunangan.”

Yandra menyalami tante Jolin seadanya. Tercium dengan jelas bau alkhol berkadar tinggi keluar dari mulut tante Joli. Wanita paruh baya ini masih terlihat  cantik dan segar.

“Ayo duduk, partynya belum mulai koq. Masih nunggu Power Ranger.”  Ucap tante Joli ramah.

“Apa lagi nih tadi Baja Hitam Rx, sekarang Power Ranger, jangan-jangan ini adalah kumpulan dari para super hero.” Yandra hanya membatin membayangkan orang-orang ini sebentar lagi berubah menjadi super hero seperti yang ada di televise.

Tak lama kemudian muncul seorang pria kira-kira seumuran dengan Yandra yaitu 30an. Dia membawa koper ukuran standar. Tampilannya santai seperti habis berlibur.

“Hai ladies.” Sapa pria itu kepada kumpulan wanita yang sedang asik ngomongin berlian.
“Hai Power Ranger.” Sekali lagi tante Joli menyambut tamunya. “Ayo temen-temen sini partynya udah mau dimulai.”Orang-orang yang tadinya kumpul di mini bar dan ruang makan berkumpul di ruang keluarga. Sepertinya mereka sudah nggak sabaran pestanya segera dimulai. Yandra sendiri masih bingung bakalan ada pesta apa. Yandra sudah membayangkan bakal terjadi pesta sex.

“Kamu bawa apa aja manis?” Tanya tante Joli pada Power Ranger.
“Bawa ice cream (sabu-sabu), kancing (ekstasi), tea (ganja),  bedak etep putih (putaw/heroin), dan masih banyak lagi.”

Yandra semakin tidak paham apa yang mereka omongkan. Dalam otaknya ngapain juga di koper itu bawain es krim, kancing dan teh? Emang habis berlibur dari mana orang itu? bukannya di Solo juga banyak barang gituan. Meskipun rasa ingin tahu Yandra tidak bertanya pada Mika karena ada rasa gengs,i nanti juga tau sendiri.

Koper itu sekarang sudah terbuka. Didalamnya ada berbagai macam barang berupa botol plastik bening didalamnya terlihat butiran pil. Selain itu ada daun kering di bawahnya terdapat bubuk putih. Yandra masih belum tahu barang tersebut. Mata Yandra semakin menggeledah isi koper. Ada satu barang berbentuk botol seperti yang terdapat di laboratorium tetapi di atasnya masih ada semacam sedotan yang dari bahan gelas. Yandra hanya mengira-ngira itu adalah bong, yaitu alat yang biasa untuk menghisap sabu-sabu.

Sekarang Yandra sudah tau jawabannya semua, bahwa sekarang akan berlangsung pesta narkoba. Membayangkan itu semua perut jadi mual dan perasaan jadi bertambah nggak tenang. Jangankan pesta narkoba, melihat barang-barang haram itu aja tidak pernah. Jadi ini adalah pengalaman pertamanya. Yandra melihat orang sekitarnya matanya berbinar-binar seperti melihat perhiasan yang melimpah.

“Bagi donk seperemi ubas (seperempat sabu)nya, udah ada gejala sakaw (rasa sakit karena putus obat)nih.” Kata pemuda yang mungkin masih mahasiswa.
“Kalo gue mau nyimeng (menghisap ganja) dulu sebagai pembuakaan.” Mika ikutan meminta ganja pada Power Ranger.
“Kamu bawa pesenan aku kan lady and crack (kokain kelas satu)?” Tanya tante Joli antusias.
“Sabar donk broo. Tenang semuanya pasti kebagian.”  Ujar Power Ranger untuk menangkan manusia-manusia yang haus akan dunia halusinasi.

Yandra semakin tidak karuan rasanya terperangkap ruangan bergabung dengan orang-orang yang sebentar lagi hilang kewarasannya. Rasanya ingin cepat-cepat kabur dari sini tetapi pasti akan di cegah orang-orang itu. Bila nekat kabur pasti tidak ada jalan keluar karena rumah ini dikelilingi tembok yang tinggi.

Perlahan tapi pasti Yandra beringsut ke pinggiran sofa menjauh dari segerombolan orang yang sedang merubungi berbagai jenis barang haram. Mereka sedang sibuk dengan memilih barang pesanannya. Bisa dibayangkan mereka seakan membeli sayur dari abang penjaja sayur yang lewat depan di sebuah komplek perumahan. Keriuhan semakin menjadi karena ada beberapa barang yang lupa dibawa badar narkoba yang entah namanya siapa yang Yandra tau mereka memanggilnya Power Ranger.

“Eh masnya gak ikut milih?” Tanya wanita cantik sambil memandang Yandra yang ada bergeming di ujung sofa. Ada beberapa pasang mata ikut menolehnya tetapi cuma sebentar mereka kembali sibuk dengan barang pesanannya.Yandra hanya menggeleng tanda tidak mau ikut-ikutan. Bukan hanya tidak mengerti jenis-jenis narkoba itu tetapi perasaan takut yang besar yang membuat dirinya ikut berkerumun dengan mereka.

 Beberapa orang sudah mendapatkan barang yang diinginkan dan kembali duduk di sofa. Bong itu tergeletak di meja bersama beberapa jarum suntik, alumunium foil, korek api dan peralatan lainnya. Pesta segera dimulai.

“Eh lu mo nyabunya ngecam (nyuntik) atau mau pake bong?” Tanya Mika pada entah namanya siapa yang ada disebelahnya.
“Sek toh aku arep snip (pakai putau dihisap lewat hidung).” Balas pria tersebut.
“Mik, temen kamu koq diem aja ajak gabung donk.” Cetus tante Joli yang ada sedang melinting daun kering, Yandra menebaknya itu adalah daun ganja.
Mika berpindah tempat duduk. Sekarang dia ada disebelah Yandra. Mulut Mika mengepul asap . “Eh lu mau nyobain apa? Lu tinggal pilih aja.” Kata Mika sambil menunjuk narkoba yang tersaji di meja.

Yandra hanya menggeleng enggan ikut-ikutan pesta bejat ini. Jelas terlihat raut muka Yandra yang menahan marah. Gimana nggak marah temannya telah menyeret dirinya pada masalah besar dengan mengikut sertakan pesta narkoba. Saat ini Yandra merasa menyesal mau saja mengikuti Mika. Selain itu rasa benci Yandra menyeruak kepada temannya, yang tadi baik hati menghibur bagai malaikat sekarang nggak ada bedanya dengan iblis yang membisikan untuk berbuat jahat.

“Nih buat kamu.” Seorang wanita memberikan segelas air bening. “Biar nggak tegang dan nerveus.” Lanjut wanita tadi.

Yandra belum tau isinya apa entah itu air berakolhol atau air putih biasa. Yandra menerima begitu saja gelasnya. Kerongkongannya sudah berasa kering sekali karena Yandra sudah teralalu banyak menelan ludah gara-gara melihat kenyataan yang ada dihadapannya sangat mengerikan tetapi dirinya tidak berdaya untuk menghindar. Air yang ada digelas telah tandas diminum. Ternyata itu air putih beneran, mungkin dia orang baik yang ada disini.

Terasa segar setelah minum air, paling nggak untuk tetap berfikir sadar untuk tidak ikut-ikutan pesta terktuk itu.
“Katanya lagi sedih ya mas?” Tanya wanita itu. Yandra masih membungkam mulutnya hanya anggukan sebagai jawaban. “Cobain ini dech, biar mas bisa lupain cewek sialan itu.” Sang wanita memberikan pil kecil berwarna pink. Tapi Yandra menolaknya dengan halus.
“Wih ni obatnya manjur amat ya, liat tuh Hatori sudah mulai badai (mabok akibat narkoba).” Mika menunjuk pria bermata sipit disebrangnya.
“Dia anak baru jadi dosis sedikit aja udah langsung ngerasain nikmatnya.” Timpal tante Joli.

Yandra baru sadar teryata orang-orang itu sudah mulai mabok merasakan efek dari narkoba yang disuntik atau di hisapnya. Ada yang meracau nggak jelas ada juga yang cuma tiduran dengan nafas tersengal-sengal. Terlihat ada seorang yang meringkuk seperti orang kedinginan. Kepulan asap ganja cepat atau lambat memenuhi ruangan.

“Kamu cobain ini dech…..” Mika memberikan lintingan ganja yang sudah dilinting dan menyala di ujungnya. Yandra tau itu bekasnya Mika.
“Nggak ah, aku kan nggak ngerokok.” Tolak Yandra.
“Apa lu nggak ngerokok tadi aja putung rokok bertebaran di kamar lu.” Nada suara Mika meninggi tawarannya di tolak mentah-mentah oleh Yandra.
“Cobain aja mas dikit aja nggak apa koq. Sayang donk udah kesini nggak ikut party.” Suara lembut wanita disebelah Yandra berusaha ikut mempengaruhi.
“Iya itu coba dihisap-hisap kalau ganja nggak buat mabok koq.” Kata tante Joli yang jelas-jelas berbohong.
“Kalo pake ini lu bisa lupain Siwi, lu nggak akan inget-inget lagi brengseknya Siwi. Selinting aja dech.” Mika masih saja merongrong disebelah Yandra.

 Otak Yandra mulai bereaksi rangsangan dari orang sekitarnya. Tadinya jelas-jelas menolak sekarang sudah sedikit goyah. Dalam pikirannya kalau coba sedikit aja dan sekali pasti nggak akan nagih, lagian itu semua gratis. Dengan ini semua aku bisa melupakan semua tentang Siwi. Hilang semua momori tentang dia di otak.

“Di sini aman koq nggak bakalan di grebeg.” Ucap tante Joli. Sepertinya dia tau kekhawatiran yang melanda Yandra.
“Percaya aja sama tante Joli, dia ini yang punya rumah ini.” Power Ranger memperkuat omongan dari tante Joli.  Power Ranger juga menambahkan omongongannya lagi, “Kita sering party disini koq dan nggak akan bocor. Ini coba aja barcon (barang conoh) gratis koq. Ada Blue Ice (sabu-sabu nomer satu), Black Heart (merk ekstasi), girl (kokain), chimenk (ganja) dan masih banyak lagi. pilih aja. Pokoknya disini happy-happy saja.” Power Ranger kembali membuka kopernya yang sekarang sudah setengah kosong.

Sebenarnya Yandra nggak paham istilah-istilah itu semua kecuali satu kata yaitu chimenk. Namun sambil mendengarkan Yandra mengangguk-angguk seolah mengerti arti itu semua. Pikiran Yandra semakin kacau setelah memandang barang-barang yang ada di koper. Tanyannya sudah siap mulai mengacak-ngacak koper. Tetapi di cegah oleh Mika, dia malah memberi pil warna pink yang tadi di pegang wanita bersuara merdu itu kepada Yandra. Sekarang di tangan Yandra udah memegang pil ekstasi. Nafasnya tidak beraturan, disamping karena takut ada perasaan grogi dicampur galau. Keringat mengucur deras dari dahinya.

Di tangan kiri ada ekstasi dan tangan kanan ada segelas air putih. Mulutnya sudah ternganga siap menelan pil setan itu. Nafas Yandra masih terengah-engah dan mencoba menenangkan diri mengatur pernafasannya. Pikiran Yandra sudah teracuni oleh teman-temannya.

@@@

Kantor Polisi

Suasana kantor polisi resort Sukoharjo saat tengah malah sudah sepi hanya ada petugas yang sedang berjaga malam dan petugas yang bersiap-siap untuk patroli untuk mengamankan daerah. Di ruang jaga ada BRIPTU Lian yang sedang asik main smartphone untuk membunuh kejenuhan jaga malam. Tiba-tiba telpon pos jaga berbunyi, dengan cekatan langsung diangkat telpon tersebut.

“Selamat malam, dengan BRIPTU Lian di Polres Sukoharjo dapat saya bantu.” Salam dari BRIPTU Lian untuk menjawab telpon. Lalu hening sejenak mendengarkan lawan bicaranya. “Ouh begitu jadi pesta narkoba di tetangga bapak di daerah Solo Baru di blok sekian. Nanti kita langsung tangani. Terima kasih bapak informasinya.”

Begitu menutup telpon BRIPTU Lian langsung melaporkan kejadian keatasannya. Mendapat laporan seperti itu Kapolres Sukoharjo tidak langsung bertindak gegabah langsung menggrebegnya namun mengirim polisi intel untuk mengamati terlebih dahulu.

@@@

Satu persatu manusia-manusia itu tumbang dalam pengaruh narkoba. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih tersedar tetapi efek narkoba itu sudah mulai bekerja. Tinggal Yandra sama yang masih segar karena belum ada narkkoba yang merasuk ketubuhnya. Mika yang ada sebelahnya saat ini sedang menghisap sabu-sabu dari bong.

“Koq cuma dipegang aja? Ayo telen.” Wanita disebelah Yandra masih saja berusaha menghasut.

Yandra memejamkan mata dan tanpa keraguan pil ekstasi yang dipegangnya langsung ditelan. Iblis-iblis itu bersorak seperti mendapat kemenangan begitu Yandra memasukan pil kemulut. Satu manusia telah berhasil menjadi budak narkoba. Mika yang ada disebelahnya langsung memeluk sebagai tanda sekarang sudah menjadi CS (rekan sesame pengguna narkoba). Di tempat yang agak jauh tante Joli tertawa terbahak-bahak tanda kepuasan.

Pikiran Yandra mungkin sudah buntu karena tekanan dari orang-orang sekitar dan masalah yang membelitnya membuat gelap mata. Dirinya hanya berfikir dengan menelan pil setan itu masalah akan segera hilang dan bayangan Siwi tidak menghantuinya lagi. Yandra sudah termakan oleh bujukan rayu para iblis.

Yandra mematung disofa itu nggak tau harus ngapain. Otaknya kembali bekerja menuju kewarasan. Ada rasanya penyesalan kenapa bisa sampai menelan pil setan. Dirinya terus merenung membayangkan akibat dari ketagihan narkoba. Melihat keadaan di depan mata Yandra jadi bergindik sendiri melihat sesuatu yang menyeramkan.

Orang-orang yang ada didepannya seperti zombie. Mata mereka kosong dan nanar, ada lingkaran hitam kata orang itu adalah mata panda. Mereka yang sedang meracau adalah sudah memasuki dunia halusinasi, apa yang ada di imajinasinya seperti ada didepan mata. Jika dibayangkan mereka seperti orang gila. Botol minuman keras, alumunium foil, lintingan daun ganja berserakan di meja dan lantai.

“Aku tidak mau menjadi orang-orang bodoh seperti itu.” Yandra hanya membatin. Mereka adalah memang orang-orang bodoh merusak masa depannya dan  mereka orang-orang yang tersesat, sebagai pelarian mereka mengkonsumsi narkoba. Dengan narkoba mereka bisa berhalusinasi merasa dirinya orang paling bahagia sedunia. Tetapi sayang kebahagiaan itu hanya sesaat setelah itu hidup mereka merana kembali.

Saat ini Yandra berfikir lebih keras lagi gimana caranya agar ekstasi tidak bekerja diitubuhnya, harus segara mungkin dikeluarkan. Mata Yandra berkeliaran melihat lebih detail isi rumah. Akhirnya Yandra mendapatkan ide segar dan semoga ektasi yang baru telannya belum bereaksi.

@@@

Mendapat pengaduan ada pesta narkoba, jajaran kepolisian Kabupaten Sukoharjo langsung bertindak cepat. Solo Baru berada di wilayah Kecamatan Grogol merupakan daerah kekuasaan Sukoharjo. Sura-surat untuk proses penggrebegan segera diproses. Satu kompi kepolisian segera dibentuk. Sepertinya akan ada pesta tersendiri untuk para polisi membekuk para pecandu narkoba. Intel mereka segera dikirim kelapangan.

@@@

Yandra berjalan menuju dapur, biasanya di dapur ada kamar mandi. Sengaja Yandra tidak memakai kamar mandi ruang tengah karena takut kedengaran orang-orang disekitar. Secepat mmungkin Yandra melancarkan misi ini. Saat sedang celingak-celinguk datang Mika yang sudah mulai teler.

“Ngapain lu yan kesini?” Tanya Mika penasaran.
“Mau ke toilet, yang didepan kayaknya dipake. Jadi aku cari dibelakang.” Jawab Yandra berbohong.
“Ouh gitu.” Mika mengambil gelas didapur lalu pergi meninggalkan Yandra.

Fuih, Yandra bernafas lega hampir saja misinya gagal. Yandra berusaha tenang agar tidak ketahuan yang lainnya. Kamar mandi ada dipojok ruangan, tanpa pikir panjang langsung masuk dari pada nanti ketahuan. Di dalam kamar mandi dua jari tangan kanan dimasukan kedalam mulut dan disogok kedalam. Suah dua kali sogokan tapi belum ada tanda-tanda mau muntah. Sekali lagi Yandra sogok jarinya lebih dalam. Kali ini sudah bereaksi perutnya mual. Semakin semangat lagi Yandra menyogok jarinya ke tenggorokan. Berhasil, Yandra mengeluarkan isi perutnya. Rasa waswas kembali menggelayut memperhatikan apa saja yang keluar dari tubuhnya.

Matanya semakin melotot memperhatikan lubang closet yang menjijikan karena makanan yang sedang diproses di lambung di keluarkan. Menggunakan sikat gigi entah punya siapa Yandra melawan rasa jijiknya untuk mengorek-ngorek muntahan. Apa yang diharapkan belum di temuinya. Keringat dingin kembali mengucur tanda khawatir. Yandra terus mengubek-ngubeknya sampai ingin muntah lagi karena mencium aroma yang menjijikan. Rasa mual itu tak tertahankan lagi dan memutah lagi. Saat muntah itulah Yandra merasa sangat senang karena pil pink itu masih utuh berbentuk bulat locat dari mulutnya menuju lubang closet.

Kebahagian itu hanya sementara karena Yandra harus memikirkan gimana caranya biar bisa keluar dari rumah ini. Yandra kembali ke ruangan pesta terkutuk itu, duduk disamping Mika yang duduk tanpa suara dengan tatapan mata kosong. Disebelahnya wanita cantik itu sedang meracau entah apa yang dikatakan sekilas seperti sedang memaki suaminya yang selingkuh.

Rencana kedua harus segera dimulai sudah tidak ada alasan lagi berlama-lama disini. Saat ini sudah jam 1 dinihari. Yandra memainkan smartphonenya untuk meng-sms siapa saja yang bisa membantunya. Sudah lima orang di sms tetapi tidak ada respon, mungkin mereka seudah tidur. Tidak mungkin untuk menelponnya karena mereka akan curiga.

@@@

Polisi itu sudah mendaptkan surat tugas untuk pengamatan. Ada dua orang petugas yang akan segera melaksanan pekerjaannya. Mereka berpakaian seperti orang sipil tidak ada penampakan sebagai seorang polisi. Tugas mereka untuk menyamar dan mengamati suasana tempat yang akan digrebeg. Dari Kapolres Sukahorjo agak jauh untuk mencapai tujuan di Solo Baru.”

@@@

Harapan itu semakin tipis, sudah 10 orang belum merespon. Semakin banyak lagi Yadra mengirim sms, keringat dingin bercucuran dan terus berdoa mengharapkan keajaiban. Sudahlah pasrah menunggu pesta usai dan tidak terjadi apa-apa, Yandra duduk lemas memikirkan nasibnya. Tanpa diduga smarthphonnya berdering dengan lantang sampai Mika dan wanita disebelahnya tersadar. Sengaja Yandra tidak langsung mengangkatnya agar semua orang memperhatikannya. Sudah beberapa orang melihat Yandra. Saatnya sekarang untuk mengangkat telpon itu.

“Ya halo, kenapa dek?” Yandra sengaja bersuara keras dan diam sejenak mendengar suara dibalik telpon. “Apa!!! Mamah masuk rumah sakit? Parah nggak?” Sengaja suara Yandra dibuat histeris. Mika dan tante Joli tampak memperhatikanYandra. “Iya dek, kaka langsung ke rumah sakit sekarang. Tenang ya dek.” Begitu mengakhiri kalimat Yandra membereskan barang yang di bawanya.

“Tante Joli, maaf nih saya harus pulang segera karena mamah masuk rumah sakit.” Yandra mencoba pamit pada sang tuan rumah.
“Nggak bisa ditunda? Bentar lagi kamu fly loh bisa bahaya. Tunggu efeknya hilang aja” Tante Joli berusah menahan Yandra sepertinya ada rasa curiga.
“Maaf tante nggak bisa, ini mamah udah masuk UGD. Kasian adek cuma sendirian.” Yandra berkilah.
“Ya udah jagain mamah dulu. Hati-hati ya.” Akhirnya tante Joli luluh juga.
“Eh Mik, kamu mau ikut gak?” Tanya Yandra yang sebenarnya suatu ajakan untuk segera dari tempat ini.
“Nggak ah ogah dirumah sakit sumpek gitu.” Mika menampik ajakan Yandra.

Segera Yandra keluar dari rumah itu. Sebenarnya nggak tega meninggalkan Mika sendirian disitu, tetapi Yandra juga tidak mau memaksa malah nantinya tante Joli tambah besar rasa curiganya. Gerbang kebebasan sudah didepan mata.

@@@

Dua polisi intel itu sudah masuk komplek perumahan. Komplek ini begitu besar sampai harus menelusuri jalan-jalan yang menyesatkan karena banyak jalan buntu. Sebenarnya sudah dekat sakali sama rumah yang dituju. Akhirnya ketemu juga blok yang dituju. Mobil yang ditunggangi polisi ini berjalan lambat mencari rumah tempat pesta narkoba.

@@@

Yandra sudah ada didalam mobil dan siap melaju. Lega juga sudah terbebas dari rumah sialan itu. Sudah agak jauh dari rumah Yandra mengendarai mobilnya. Dibalik spion terlihat ada mobil yang berjalan lambat dan selisih beberapa meter dari rumah tante Joli mobil itu berhenti. Ada rasa curiga terhadap mobil itu, Yandra buru-buru meninggalkan komplek perumahan. Sekarang Yandra menuju rumah sakit yang ada di Kota Solo untuk meyakinkan sandiwaranya benar-benar terjadi. Hal ini untuk antisipasi barang kali ada orang yang menguntit Yandra atas suruhan tante Joli.

 Tak terasa sekarang sudah jam 4 pagi. Malam penuh petualangan bagi Yandra berawal dari gejolak batin tentang asmaranya, pergi bersama teman yang palig brengsek sedunia yang mau menjerumuskan dirinya ke lingkaran setan. Apalagi sampai terperangkap di rumah terkutuk tempat pesta narkoba. Rasanya jauh lebih lega ketika Yandra sudah berada di kamar kostnya.

Sampai kamar Yandra merebahkan diri di sofa untuk menghilangkan rasa lelah sejenak. Diambilnya remot televisi yang ada disebelah, dari remotnya itu mengganti-ganti saluran terlevisi yang dianggapnya menarik. Sampailah pada siaran berita televisi lokal. Awalnya Yandra hanya melihat sekilas tayanngan tersebut, tetapi betapa terkejutnya ketika melihat tagline Breaking News Penggerebekan Pesta Narkoba Di Daerah Solo Baru. secara seksama Yandra melihat adegan dramatisir polisi merangsek kedalam rumah yang dipenuhi orang-orang sedang teler.
Betapa pilunya ketika Yandra melihat Mika yang setengah mabok digiring ke teras rumah berjejer dengan para pengguna lainnya. Namun ada yang janggal kemana perginya wanita cantik itu yang tadi memberinya pil ekstasi? Sekujur tubuh Yandra lemas seketika membayangkan bila dirinya ada disitu di tonton jutaan orang mau ditaruh mana muka ini untuk menahan malu. Nggak bisa dibayangkan bila dirinya di jebloskan kedalam penjara. Yandra terus membayangkan bila dirinya kehilangan karir kerja yang selama ini sudah dirintis dari awal. Belum lagi mengalami kejamnya hidup di penjara. Masa depan pasti akan suram.
Ada rasa berasalah kenapa tadi tidak memaksa Mika untuk pergi dari situ. Sudahlah yang penting sekarang dirinya tidak ikut dalam penggrebean tersebut. Sekedar berjaga-jaga Yandra menelpon pengacaranya bila ada panggilan polisi untuk meminta keterangan atau menjadi saksi. Dari pengacara tersebut Yandra disarankan untuk membakar baju yang baru dipakai serta membotak rambut kepalanya karena bisa aja asap ganja menempel pada tubuhnya.


Malan ini Yandra mendapat banyak pelajaran yaitu janga terlalu mempercayai teman. Bisa saja teman yang kita anggap baik malah menjerumuskan pada hal negative. Jauhi narkoba jangan sekali-kali menyentuh barang haram tersebut apapun bentuknya bisa saja jadi pecandu. Bila ada masalah narkoba bukanlah jalan keluar tetapi mintalah bimbingan orang tua atau psikolog karena merka adalah orang yang bijak membantu kita keluar dari masalah yang lebih terpenting dekatkan diri kita pada Tuhan. Yandra tak lupa mengucapkan terima kasih pada Siwi yang telah menolongnya. 

telah terbit buku bagus yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE

No comments: