Friday 2 August 2013

Cerpen :Prom Night

Malam ini bersejarah buat Hanum. Pokoknya Hanum bertekat tampil paling cantik di acara prom night meskipun dirinya bukanlah yang tercantik diangkatannya. Hanum salah satu siswi yang paling nggak dikenal diantara kelas 12.  Tetapi cukup dengan semalam ini Hanum ingin semua teman seangkatan mengenalnya.

Dari tadi siang di rumah sudah heboh sendiri mulai dari nyiapin gaun, make up, sepatu dan semua tetek bengeknya untuk acara prom night. Di kepala Hanum ada sebuah rencana yang mungkin bisa mengangkat derajatnya sebagai murid yang melegenda dan di kenang semua teman-temannya.

Sebenarnya Hanum juga termasuk legenda sekolah sih buat urusan siapa siswi paling kutu buku  dan kuper di tambah selalu menyendiri. Bukan maksud menyendiri tetapi emang nggak ada temen yang mau deket. Ada sih punya beberapa teman tetapi yang sama-sama terpinggirkan di angkatannya. Satu hal yang nggak di ketahui teman-temannya adalah Hanum cukup dekat dengan dua cowok paling populer yaitu Galang dan Reza.

Hanum memang jarang terlihat bersama mereka kalau disekolah karena dunia mereka sangat berbeda. Galang yang aktif di OSIS, meski dia sudah tidak menjabat jadi ketua OSIS di kelas 12 dia tetap saja sibuk di OSIS membimbing adek kelasnya. Reza sendiri selalu sibuk di ekskul yang berbau olah raga dari voli, basket, sepak bola. Sebab itulah Galang dan Reza cukup dikenal di seluruh sekolah. Hanum sendiri bukan apa-apa di sekolah.

Hanum mengenal Galang sejak sejak MOS kebetulan satu kelompok, waktu itu Hanum membantu menyiapkan peralatan MOSnya Galang. Mereka semakin dekat ketika pemilihan ketua OSIS, Hanum sering jadi teman curhat Galang sebagai penasehat spritualnya. Banyak program OSIS yang sebenarnya ide dari Hanum bisa dibilang Hanum bagian dari tim suksesnya Galang.

Reza sendiri adalah sahabatnya dari SMP. Dulu Hanum dan Reza selama tiga tahun satu kelas. Rumah Reza juga deket sama Hanum jadi sering pulang bareng. Reza sering main ke rumah Hanum buat ngerjain PR bareng. Meski pas SMA udah nggak pernah sekelas Reza tetep deket sama Hanum karena satu jurusan di IPA dan pulang bareng terus.

Hebatnya lagi hubungan segitiga itu nggak ada yang tau. Reza tidak tahu kalau Hanum dekat dengan Galang begitu juga Galang tidak tau kalau Hanum sahabatan dengan Reza. Apalagi teman-teman yang lain pasti nggak ada yang tahu juga. Jadi begini sembari menunggu Reza latihan basket pulang sekolah Hanum meluangkan waktunya untuk mendengar curhatan Galang begitulah kedekatan mereka dalam tiga tahun ini. Hanum menyekuai salah satu dari mereka.

Sehabis sholat Magrib Hanum mulai make over dibantu oleh Mbak Ayu, dia ini kakaknya Hanum yang bekerja sebagai stylist. Seharusnya sih Hanum bisa berdandan dengan mencontoh Mbak Ayu tetapi Hanum memang lebih tertarik sama buku. Jangankan untuk berdandan tau aja nggak mana yang eyeliner, eyeshadow, bloss on. Hanum cuma ngerti lipstick bentuknya gimana dan fungsinya untuk apa.

“Mbak wajar gak sih kalau cewek nembak duluan ke cowok?” Hanum tanya langsung menuju sasaran.
“What!! Adek mbak bisa jatuh cinta juga?” Mbak Ayu terkejut yang tadinya membungkuk sedang menempelkan foundation jadi tegak berdiri.
“Ich mbak biasa aja kali.” Hanum tetap tenang dan pasang muka serius.

Mbak Ayu mulai merapikan kembali foundation, “Wajar aja sih dek, sekarangkan banyak juga kan cewek yang nembak duluan. Mbak juga pernah tapi resiko siap malu kalau di tolak.”
“koyo ngono yo mbak, rak sido ik yen ngono.” Hanum menggumam dengan Logat kental Semaragan bibirnya juga jadi manyun, dan kembali berfikir rencana gilanya.
“Kalau kata Mbak sih ya…. ungkapin aja. Nggak mau kan jadi penasaran seumur hidup. Ngeri juga kamu jadi kuntilanak gentayangan. Hi hi  hi hi.” Mbak Ayu bergindik sambil menakuti Hanum.
“Mbak Ayu nih… nggak lucu tau.” Hanum semakin manyun.

Setelah memolesi foundation sekarang tahap selanjutnya bedak di tempelkan di wajah Hanum. Masih belum terlihat perbedaannya. Hanum masih kelihatan culun.

“Sopo sing koe taksir cah ayu?” Mbak Ayu jadi penasaran sama cowok yang di suka adeknya.
“Ada dech….” Jawab Hanum sok rahasia.
“Kalau nggak Reza pasti Galangan kan?” Mbak Ayu hanya menebak saja karena hanya dua cowok itu saja yang sering dilihatnya ketika dirinya sedang dirumah.

Muka Hanum langsung memerah karena tebakan Mbak Ayu tepat sekali diantara kedua cowok ganteng tersebut yang akan di tembak Hanum.

“Kasih tau gak ya…..” Ledek Hanum kepada kakaknya.
“Ya udah kakak rias kamu biar kayak kuntilanak,” Mbak Ayu mengancam karena kesal di ledek Hanum padahal penasar banget siapa cowok yang berhasil membuat Hanum tampil ok malah berani mau nembak.
“Ichhh jangan gitu donk kalo itu jelas-jelas malah di tolak. Pokoknya Hanum jadi cantik banget.” Rengek Hanum.

Obrolan tersebut terhenti karena Mbak Ayu juga kosentrasi dengan riasan Hanum. Shading di hidung dan pipi cukup sempurna hidung Hanum kelihatan lebih mancung dan pipinya terlihat tegas. Blashon pipi dan eyeshadow berwarna biru terlihat elgan. Kaca mata agak tebalnya juga dilepas digantikan dengan softlens warna biru juga.

“Kak koq warnanya biru sih? Kan lebih bagus ungu.” Protes Hanum sambil mendekatkan wajahnya ke cermin tanpa menoleh kepada Mbak Ayu.
“Hhmmm kamu jadi janda dulu sebelum berperang?” Sindir Mbak Ayu. Entah kenapa dan sejak kapan warna ungu di asumsikan sebagai janda. 

Urusan riasan sudah selesai sekarang Hanum mengganti bajunya. Hanum sudah mempersiapkan gaun warna biru terang  yang sudah dipersiapkan sejak masuk kelas 12 tentunya waktu itu belum memikirkan untuk menembak cowok. Jangan untuk memikirkan nembak, kebanyang ada cowok yang mengajak ke prom night juga tidak terbesit.  Tetapi semuanya dipersiapkan dari awal kelas 12.

Untuk riasan rambut Hanum memilih yang simpel saja di gerai apalagi rambut hanum yang hitam dan panjang lebih baik di gerai. Mbak Ayu cukup merapikannya dengan catok.  Hanum sih pengin di sasak tetapi Mbak Ayu melarangnya karena nanti teman-temannya ada tante salah masuk acara. Sayang banget kan rambut bagus gitu nggak di pamerin dengan digerai. Pasti temannya pada  nggak menyangka, selama ini Hanum lebih sering pocong ekor kuda atau pocong kelinci.

Make over telah usai semoga usahanya berhasil membuat semua temannya terperangah apa lagi buat yang serig bully Hanum kena serangan jantung. Ada beberapa cewek populer suka ngebully Hanum gara-gara pernah mergokin Hanum pulang bareng sama Reza. Atau di bully sama penggemarnya Galang. Maka dari itulah Hanum lebih memilih jaga jarak dengan Reza atau Galang disekolah.

Terdengar bunyi bel. Hanum menduga pasti dia yang sudah datang akan menjemput. Mbak Ayu segera bergegas membuka kan pintu. Hanum dikamar sendiri dia takut untuk banyak gerak bisa-bisa riasannya rusak.

“Hanuummm yang jemput sudah dateng.” Teriak mbak Ayu dari luar.

Hanum bangkit dari tempat duduknya. Mengambil tas pestanya yang berwarna biru gelap dengan rantai emas. Sepatunya juga nggak kalah elegan dengan high heells ungu cerah. Hanum keluar dari kamar berjalan menuju ruang tamu. Hanum melihat cowok tegap itu sedang berdiri tetapi menghadap halaman.

“Hai,” Hanum menepuk bahu cowok itu.

Seketika itu juga cowok tersebut membalikan badan. Reaksi pertama yang di berikan adalah ternganga dengan mata melotot seakan sedang bertemu dengan bidadari.

“Eh...Hai…” balas cowok itu gugup dan masih belum percaya apa yang dihadapannya. “Ini beneran Hanum?” Tanya cowok yang masih belum percaya.
“Iyalah ini aku Hanum.” Kata Hanum sambil berputar tak ketinggalan senyum manis, gaunnya mengembang jadi semakin terlihat anggun. “Apa benar yang dihadapan ku Reza?” Hanum bercanda. Emang sih Reza kali ini keliatan beda banget. Biasanya Reza datang kerumah Cuma pakai celana pendek basket dan kaos oblong biasa. Sekarang ini Reza pakai jas dipadu dengan dasi gambar Inuyasha tokoh kartun kesukaan Reza. Reza cowok yang santai jadi pakai snekers Nike.  

Hanum dan Reza berpamitan sama ayah dan ibunya terlebih dahulu sebelum berangkat. Hanum masih dikagetkan denga mobil sedan mewah yang dipakai Reza. Biasanya Reza mengantar pulang Hanum dari sekolah memakai motor matic. Hanum pikir malam ini pasti akan pakai motor.

Rumah Hanum yang berada didaerah Candi sekitar Semarang agak ke atas. Tujuan mereka digedung pertemuan mewah di Jalan Pemuda. Gedung tersebut tidak terlalu jauh dari sekolah mereka yang persis di depan Balai Kota Semarang.

Sepanjang perjalanan Reza curi pandang ke Hanum yang ada sebelahnya dan senyum-senyum sendiri.

“Aku masih belum bisa membayangkan teman-teman pada kaget liat kamu Num.” Reza membuka obrolan.
“Ya sudah jangan dibayangin tetapi liat saja nanti.”
“Aku sampe pangling tenan, kamu jadi cantik kayak gini?”
“Jadi selama ini aku nggak cantik?” Hanum mendesis sinis sekaligus melirik tajam ke arah Reza. Maksudnya sih bercanda.

Reza jadi salah tingka sendiri mendapat lirikan maut seperti itu. Nyetirnya jadi nggak focus lagi tetapi berusaha tenang, nggak lucu juga kan malam yang harusnya bahagia malah jadi tragedi kecelakaan mobil gara-gara mendapatkan lirikan maut dari bidadari.

“Aku juga nggak percaya dan sempat kaget kamu jadi seganteng ini?” Ucap Hanum sambil senyum meledek kepada Reza.
Pipi Reza langsung memerah dan senyum sendiri. “Iya donk kan aku nggak mau malu-maluin Hanum yang sudah cantik jadi aku harus ganteng. Oh ya aku emang selalu ngaggetin, nanti juga ada kejutan untuk kamu.

Reza emang sering banget buat kejutan. Pernah waktu kelas sebelas ada pertandingan basket antar sekolah se-Kota Semarang. Timnya Reza masuk kebabak final dan begitu tanda pertandingan berakhir dinyatakan menang secara sepontan Reza mencium pipi Hanum yang kebetulan duduk di tribun bawah. Alhasil selama sebulan Hanum jadi incaran bully teman atau kakak kelas yang ngefans sama Reza.

@@@

Hanum jadi inget kejadian hari terakhir Ujian Nasional. Seperti biasa pulang sekolah bersama Reza tentunya setelah sekolah sepi sudah tidak ada siswa  yang nongkrong di sekolah.  Waktu perjalanan sekolah sih biasa aja tapi kejutan itu didepan rumah Hanum.

“Makasih ya…” Hanum mengembalikan helm yang dipakainya kepada Reza.
Reza menerima, tampaknya ada yang ingin dikatakan tetapi ragu. “Hhhhmmm aku boleh tanya gak?”
“Kayak mau ke toilet aja perlu ijin segala.” Canda Hanum tetapi dahinya mengernyit tanda heran. “Ya udah tanya aja.”
“Kamu ke prom sama siapa?”
“Aku Mikirin juga nggak?” Hanum pura-pura cuek tentang prom night. “Siapa pula cewek nerd (kutu buku) kayak aku ini gak ada cowok yang mau ngajak.” Hanum menunduk pura-pura sedih.


“Gimana kalau sama aku.” Raut muka Reza serius sambil menatap Hanum.
“Ah jangan becanda….” Hanum tidak percaya begitu saja. Apalagi Reza adalah cowok populer pasti sudah bayak cewek yang ngajakin prom atau bisa saja dengan mudah Reza mengajak Prita seorang ratu diangkatannya pastinya Prita langsung mengiyakan ajakan Reza karena Prita itu fans berat Reza.
“Serius, swerr werewer.” Reza mengacungkan dua jarinya tanda tidak bercanda mengajak Hanum.
“Bukannya kamu udah diajak Tania? Aku denger gosip gitu sih.”
“Aku tolak dia.”
“Gimanaya…….” Hanum masih saja jual mahal.

Padahal saat ini juga Hanum sedang girang kalau bukan karena jaga imej pasti Hanum sudah melonjak-lonjak girang. Akhirnya ada cowok yang mau ngajakin prom apalagi Reza cowok populer di sekolah.  Cewek mana sih nolak ajakan Reza.

“Gak bisa ya? Kamu udah janjian sama yang lain?” terdengar suara Reza kecewa sambil menunduk. Reza juga sudah siap-siap menjalankan motornya lagi.
“Boleh dech, tapi beneran ya jangan bohong.” Hanum menyetujui ajakan Reza.
“Yes….” Teriak Reza lantang kegirangan. “Makasih sampai ketemu malam Prom, aku janji koq.” Reza berpamit dengan senyum ceria mengembang dari bibirnya.
Sampai sekarang Hanum masih belum mengerti kenapa Reza mengajak prom padahal masih banyak sederet cewek cantik disekolah dan pasti mereka pun tidak menolak bila diajak Reza ke prom night. Tapi biarlah semua jadi misteri, ada beberapa hal yang memang tidak perlu di ketahui.

@@@

 Langit  Kota Semarang malam ini berkilau dengan bintang-bintang. Semoga bintang keberuntungan Hanum berpihak padanya. Tak terasa Reza dan Hanum sudah sampai di Jalan Pemuda tanda sudah dekat dengan tempat prom night. Reza sengaja tidak melewati  daerah Simpang Lima dan sekitarnya karena disitu rawan macet.

Sekarang sudah sampai tempat parkir. Hanum melihat pintu masuk gedung sudah ramai berjejalan teman-temannya masuk ke dalam ruangan pesta. Ada beberapa temannya yang Hanum kenal masih di parkiran tampaknya mereka penasaran yang ada di dalam mobil Ferrari berkelir kuning  yang Hanum tunggangi bersama Reza.

Sebelum turun Hanum mengecek didalam tas memastikan handphone dan undangan tidak ketinggalan. Hanum menghela nafas panjang tanda sudah siap untuk malam yang melegenda ini. “Show time,” bisik Hanum dalam hati.

Begitu keluar dari mobil hampir semua mata temannya yang ada diparkiran menoleh ke arah pasangann ini. Ada yang menoleh tetapi segera kembali ke aktifitas semula. Mayoritas mereka melihat lekat-lekat apa yang ada dihadapannya bukan lah salah pengelihatan. Tingkah mereka konyol mulai dari yang ternganga mulutnya sampai kucek-kucek mata bahkan menampar pipinya.

Hanum terus berjalan menyusuri red carpet dengan anggun mendekati pintu masuk, di sebelahnya Reza dengan gagah merapikan jas. Senyum manisnya terlukis ketika jepretan kamera fotrografer mengambil gambar untuk dokumentasi. Tema prom night tahun ini adalah seperti perhelatan pemberian penghargaan.

Sementara itu banyak teman yang terpana malah ada shock.

“OMG itu Hanum? Kenapa bisa sama Reza? Ini bukan kejadian sebenarnya kan?” Yelita tampak tidak percaya apa yang dilhatnya.
“Hah!! siburuk rupa dari kelas 12 IPA 6 jalan sama pangeran 12 IPA 3” Indah juga terkejut.
“Koq bisa-bisanya sih si Nerd jalan sama pujaan ku, ini nggak adil.” Priska tampak geram oleh kejadian yang di temuinya.

Itulah tanggapan dari para penggemar Reza yang tentunya semakin membenci dengan melihat adegan seperti itu. Hanum sih cuek saja, tentu saat ini adalah ajang balas dendam buat mereka yang sudah mengolok Hanum.  Tetapi ada juga yang memuji perubahan dari Hanum

“Hannuuummm sumpah cantik banget, aku sampe gak ngenalin itu kamu.” Tatia yang merupakan teman sebangku Hanum menyambut dengan hangat. “Eh gimana ceritanya kamu bisa sama Reza,” bisik Tatia yang penasaran keberadaan Reza di sebelah Hanum.

“Makasih Tatia kamu juga cantik koq pas banget jalan sama Rafael.” Hanum membalas pujian kepada sahabatnya itu. Tatia tanpa berdandan juga sebenarnya sudah cantik dia salah satu primadona kelas tapi nggak sombong makanya Hanum nyaman setahun ini duduk sebangku bersamanya.  “Nanti ya ceritanya kenapa aku bisa sama Reza,”

“Cie cie Reza sama bidadari…..” Goda Romi yang datang dari belakang menghampiri Reza. Romi ini teman Reza di ekskul pencak silat.

Acara sapa menyapa di teras gedung harus diakhiri karena Hanum dan Reza harus masuk gedung. Di dalam gedung ternyata sudah ramai dengan teman-temannya sebagian besar mereka bergerombol membetuk grup kecil. Di ruangan ball room ini juga sudah dipersiapkan meja jamuan sisi kanan kiri sedankan di tengah dibiarkan kosong karena untuk lantai dansa. Disetiap kursi sudah tertempel nama siswa/siswi yang berhak duduk disitu tentunya dikelompokan berdasarkan kelas.

Didalam ruangan mereka terpaksa berpisah karena Hanum harus duduk dikursi yang sudah disediakan begitu juga Reza. Saat berpamit pisah dengan Reza, Galang yang sedang bergadengan dengan Melisa memergoki mereka. sekilas Hanum mendapati mimic kecewa dari Galang. Hanum hanya tersenyum untuk menyapa Galang, dia pun membalas senyum lalu pergi begitu saja menuju kursinya bersama Melisa teman sekelasnya.

Sepanjang jalan menuju kursi Hanum mendengar bisik-bisik teman-teman mengomentari penampilannya yang sangat berbeda. Dalam benak Hanum telah berhasil membuat teman-temannya takjub padanya. Hanum nggak mau dikatakan sombong hanya membalas senyum teman yang sedang berbisik-bisik. Terlihat dari jauh meja yang akan ditempati Hanum sudah ada 9 teman disana berarti hanya tinggal dia yang belum menduduki kursinya di kelompoknya.

Hanum duduk disamping kiri ada Gilang cowok melambai yang digosipkan berpacaran dengan Arman kapten tim sepak bola.
“Hai cin…,” sapa Gilang. “Cantika babinawati dech,” puji Gilang dengan bahasa ala Deby Sehartian tanpa ketinggalan tangannya ikut melambai.
“Sembarangan eike di bilag babi.” Protes Hanum centil.

Disamping kanan Hanum ada Adelia. Dia ini adalah fans beratnya Reza. Waktu kelas 11 Adelia pernah mergoki Hanum sedang berduaan dengan Reza. Esok paginya Hanum jadi bahan bulan-bulanan Adelia dan gengnya. Adelia hanya senyum sinis tanpa berkomentar melihat kehadiran Hanum. Hanum sih cuek saja.

Acara prom night telah dibuka dengan pembukaan dari band Changcuter. Selanjutnya di ikuti sambutan dari Kepala sekolah dan ketua panitia prom night dari kelas 11. Galang juga ikut maju ke podium memberikan kata sambutan wakil dari kelas 12. Hanum merasa terkesima oleh penampilan Galang manis dimalam ini gaya sangat rapih dengan paduan setelan Jas ungu sepatu pantofel dasi biru cerah sangat cocok bila disandingkan dengan Hanum.

Sekarang masuk ke acara selanjutnya berupa pemberian penghargaan, ada 12 penghargaan yang akan diberikan. Pemenang ini hasil voting siswa kelas 12. Ini bukan acara inti hanya untuk selingan saja. Katagori pertama siswa/siswi paling gokil jatuh pada Yanuar dari kels 12 Bahasa 3 entah itu karena gara-gara masuk kelas bahasa bawaannya suka berpuisi dan berpantun udah gitu usilnya minta ampun.

Selanjutnya katagori siswa/siswi kutu buku nominasinya ada lima orang. Hanum bersaing dengan Opi, Fay, Izha dan Daren. Hanum nggak terkejut juga sih masuk nominasi karena dirinya emang di kenal sebagai siswi kutu buku. Tetapi betapa kagetnya ternyata yang menang mendapat tropi siswi kutu buku ternyata Hanum. Terpaksa Hanum maju ke podium untuk menerima tropi tersebut. Sekali lagi banyak pasang mata yang melihat dengan padangan aneh menatap Hanum.  Mungkin yang dibenak mereka berbeda dengan kenyataan yang dilihatnya.

Ada kata-kata sambutan yang harus Hanum sampaikan sebagai pemenang.

“Hhhmm” Hanum menggumam sejenak sambil memikirkan kata-kata apa yang nanti di ucapkan. “Terima kasih buat temen-temen, jujur aja saya nggak menyangka jadi pemenang. Cukup bangga juga meskipun saya bukan cewek populer disekolah tetapi kalian masih perhatian dengan memilih saya jadi pemenang.” Gemuruh tepuk tangan membahana seisi ruangan. Hanum menghentikan pidatonya sejenak.

Hanum melanjutkan pidatonya lagi. “Oh ya mumpung saya masih berdiri disini, saya berpesan stop bully. Jangan sampai ada lagi kekerasan di sekolah. Mari kita sama-sama berangkulan dan bersahabat tanpa melihat secara fisik atau apapun itu. Mungkin buat kalian semua yang sering membully nggak tau betapa sakitnya di bully. Coba kalian pada posisi tersebut bayangkan. Buat yang dibully kalian harus berani melawan atau melapor kalian harus kuat karena diri kita sendiri harus menyelesaikannya.” Di akhir kalimat Hanum membungkukan diri tanda hormat dan terima kasih lalu turun dari podium.

Sepanjang perjalanan  menuju kursinya seluruh siswa bertepuk tangan sambil berdiri karena kagum dengan pidato yang diberikan Hanum. Tugas kedua telah berhasil membuat kampanye stop bully. Hanum sendiri adalah korban bully dan sangat mempengaruhi psikologisnya. Hanum nggak pengin ada korban lagi akibat dari bully.

Acara penghargaan masih terus berlanjut sekarang masuk pada siswa/siswi paling berpengaruh.  Tentunya secara mutlak jatuh ketangan Galang donk dia kan mantan ketua OSIS dan super sibuk dengan kampanye anti bully dan tawuran. Belum lagi dia aktif sebagai duta anti narkoba. Galang pun maju ke panggung untuk menerima penghargaan tersebut tentunya akan memeberikan pidatonya juga.

“Terima kasih buat semuanya. Kalau boleh jujur sebenarnya otak dari semua perubahan atau rencana program yang saya buat adalah Hanum.” Seluruh siswa kaget atas pernyataan Galang dan sebagian besar menengok kea rah Hanum. Hanum sendiri juga kaget kenapa Galang membuat pernyataan seperti itu. Hanum hanya tertunduk malu karena dirinya jadi pusat perhatian lagi.

Galang melanjutkan lagi pidatonya setelah semuanya tenang. “Saya sering berdiskusi dengan Hanum seusai pulang sekolah. Dibalik penampilannya yang kata orang culun ada sebuah pemikiran yang brilian. Tropi ini juga ku persembahkan buat Hanum.” Galang mengacungkan tropinya lalu turun panggung.

“Waw sepertinya malan ini Hanum jadi sangat fenomenal ya jangan-jangan sudah masuk trending topic twitter world,” canda Tiara anak kelas 11 Bahasa 1 sebagai MC acara.
“Bukan Cuma itu aja mungkin bakal jadi legenda diangkatannya bahkan sekolah.” Hans menanggapi omongan dari partner MC-nya.

Sudah ada 11 penghargaan yang diberikann artinya masih tersisa satu penghargaan yang akan diberikan yaitu kategori siswa/siswi terpopuler. Jelas lah Hanum tidak mungkin masuk nominasi  kategori ini. mungkin saja baru malan ini Hanum baru merasakan cewek populer karena kejutan yang diberikannya. Ada 2 siswa yaitu Galang, Reza persaiangan yang cukup menarik sedangkan dari siswi masuk nominasi Adelia mantan ketua cheers dan Prita sang bintang iklan.

“1,2,3 Rezaa…..” Tiara dan Hans secara bersamaan meneriakan nama Reza sebagai siswa paling populer kelas 12.

Gemuruh teput tangan membahana ruangan. Terdengar pekikan histeris cewek yang memannggil nama Reza. Terdengar pula suara suitan iseng. Emang sih Reza lebih banyak dikenal dari kelas 10 sampai kelas 12 karena dia sering di kantin dan bergaul dengan siapa saja pastinya nggak sombong.

“Wah nggak nyangka nih dapetin kayak gini. Makasih buat semunya adek kelas dan tentunya temen-temen seangkatan. Nggak berasa 3 tahun kita sahabatan ada banyak cerita di sekolah ini.” Reza diam sejenak sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu beberapa kali dia udah siap bicara tetapi mengurungkannya. “HHmmm” Reza menggumam keraguan. “Aku ingin memeberikan sesuatu special untuk someone.” Kata Reza mantap sambil memandang Hanum tetapi tidak ada yang menyadari itu. “Aku mengenalnya sebelum masuk ke sekolah ini, dan menjadi dekat tiga tahun ini. Hanum boleh nggak kamu kesini?”

Hanum tersentak kaget karena namanya disebut oleh Reza apa lagi dirinya disuruh maju. Suara gaduh pun menggema di ruangan. Mereka hanya menebak-nebak apa yang akan dilakukan Reza. Hanum hanya menggeleng tanda menolak.

“Ayo sini maju…” tanngan reza menglur tanda meminta Hanum mendekat.

Sekali lagi Hanum menolak dengan menggelengkan kepala dan melambaikan tangan. Hanum sendiri tidak bisa menebak apa ulah apa lagi yang diperbuat Reza untuk mengagetinya.

“Hanum….Hanum…Hanum” suara lantang orang seisi ruangan menyemangati Hanum untuk segera maju.  Sampai-sampai Tiara menjemput Hanum di kursinya.

Terpaksa Hanum bangki dari tempat duduknya berjalan bersama Tiara menuju panggung. Begitu Hanum berdiri di bawah panggung berhadapan dengan Reza suasana kembali sunyi. Hanum berdiri dengan gugup dan bingung karena Reza juga diam aja.

Terdengar suara music lalu Reza mulai menyanyi lagu Terpesona yang dipopulerkan oleh Audi feat Glenn.  Nggak tanggung-tanggung Reza juga membawa pasukan ekskul tari  sebagai penari latar belakang. Teriakan histeris memenuhi ruangan terutama dari para cewek yang sakit hati. Hanum terpukau dan bengong melihat persembahan yang diberikan oleh Reza. Hanum juga harus mempersiapkan kejutan lanjutan yang akan dilakukan Reza.

Sekitar lima menit aksi kenyolan Reza berlangsung. Suasana menjadi tenang kembali suara music sudah tida terdengar. Reza menjemput Hanum yang ada di bawah panggung.

“Ayo…” Reza mengulurkan tangannya sambil senyum usil.

Hanum merengkuh tangan Reza dengan hati-hati meniti tangga. Sekarang Hanum dan Reza sudah berhadapan hanya berjarak 1 meter.

“HHHmmmmm” Reza menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. “Aku mengenal kamu dari SMP. Dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berubah dari kamu. Kamu tetap menjadi diri kamu sendir iapa adanya. Itulah yang membuat aku terpesona sama kamu.”

“Oke..”Hanum menanggapi singkat karena nggak tau mau komtentar apa lagi.

Reza kembali mengutarakan isi hatinya. “Aku suka kamu, mau nggak kamu jadi pacar ku?”

Ruangan kembali riuh berbagai macam komentar keluar dari mulut orang yang menyaksikan adegan tersebut. Buat penggemar Reza entah namanya siapa berteriak histeris “Tidakkkk”. Sebagia lain terutama sahabat Reza tertawa lepas lihat tontonan yang menggelitik karena Reza baru saja mempertontonkan sisi romantisnya, padahal di mata sahabat Reza jauh dari kata Romantis.

Mata Hanum terbelalak medengar pertanyaan seperti itu. Mata Hanum jadi berkunang-kunang dan kepala juga berat. Rasanya ingin pingsan detik itu juga tetapi badannya tidak merespon untuk tergeletak di lantai. Mungkin itu juga bagian paling memalukan dalam hidupnya bila sampai pingsan.

Otak Hanum berkerja lebih keras. Saat Hanum memalingkan muka ke hadapan Galang, ternyata Galang menatapnya dengan tajam tanpa ekspresi. Hanum juga tidak bisa menebak apa yang ada benak kepala Galang. Lewat tatapan memelas Hanum mencoba mengirimkan sinyal tertentu kepada Galang.  Sepertiya Galang tidak merespon kode yag diberikan Hanum.

 “Hanum” Reza memanggil Hanum yang sedang mematung.

Hanum segera tersadar kedunia setelah lamunan singkatnya. Hanum harus segara mengatakan sesuatu.

“Rezzzaaa.” Hanum memanggil nama sahabatnya dengan hati-hati. “Kita memang sudah lama mengenal. Selama tiga tahun ini kita juga menjadi dekat dan lebih dekat.” Hanum merangkai kata pelan-pelan karea takut menjadi salah ucap.

Reza dengan sabar mendengarkan penjelasan dari Hanum. Matanya terus menatap tajam ke mata Hanum. Reza berdiri dengan bergeming dan kaku.

Sekali lagi Hanum menoleh ke Galang lalu kembali merangkai kata. “Sebenarnya aku juga suka sama kamu, tetapi suka sebagai sahabat. Maaafff banget aku nggak bisa jadi pacar kamu. Karena aku mencintai orang lain. Yaitu Galang”

Seketia itu juga terdengar suara sorak sorai gembira dari para cewek penggemar Reza, artinya mereka masih punya kesempatan untuk menjadi pacar Reza. Reza bagai tersengat listrik ribuan voltase. Hatinya mencelos ada rasa geram, marah, malu bercampur aduk tetapi disisi lain lega telah berkata jujur dan medapat jawaban dari Hanum.

Galang yang tadi tertunduk sudah siap dengan kepatahan hatinya kembali mendongak menatap adegan penolakan dramatis yang sedang berlansung di panggung. Rasa semagat kembali menggelora di tubuhnya mendengar Hanum berucap mencintai dirinya.

Hanum jadi merasa bersalah melihat wajah Reza tiba-tiba menjadi suram. Hanum mendekat ke Reza lalu memeluknya. “Maaf ya…kamu masih mau kan jadi sahabat ku?” Bisik Hanum dengan nada memelas. Reza hanya menjawab dengan anggukan.

Hanum melepas pelukan Reza tidak ketinggalan dengan menjabat tangan. Mimik Reza masih terlihat berantakan tetapi berusa menguatkan hatinya. Begitu Reza turun disambut pelukan dari sahabatnya. Terlihat Romi berusah menghibur Reza.

Hanum masih berdiri dipanggung dengan memegang microphone. Seperti yang dilakukan Reza sebelum mengungkapkan isi hatinya dengan menarik nafas sambil menatap Galang. “Galang mau gak jadi pacar ku?”

Tanpa memberi jawaban Galang bangkit dari tempat duduknya. Dia berlari kecil menuju panggung. Tepat di depan Hanum, Galang berdiri nafasnya masih terengah-engah. Nafasnya berangsur kembali teraratur. Para penonton drama ini terdiam menunggu reaksi Galang.

Tangan Galang terulur kea rah MC tanda minta microphone, Hans langsung memberikan mic yang dipegangnnya. “Hanum tak seharusnya kamu melakukan hal ini. Aku ini adalah orang yang pengecut tidak sehebat Reza yang berani mengungkapkan perasaannya apa kamu masih mau?”

Tanpa ragu Hanum mengangguk. “AKu juga mengenalmu selama tiga tahun aku tahu sifat kamu. Dan di dekat kamu aku merasa nyaman.” Ucap Hanum untuk meyakinkan Galang.

“Hanum mau nggak kamu jadi pacar ku?” Galang malah balik bertanya pada Hanum. Artinya Galang nembak Hanum.

Andai Hanum punya sayap mungkin saat itu sudah melayang-layang kegirangan. Dengan senyum manisnya Hanum mengangguk memberi jawaban pada Galang.


Sorak gembira membahana ruangan. Sebagian dari mereka tepuk tangan berdiri. Malam itu Hanum telah berhasil menjadi legenda diangkatannya bahkan sekolah. Hanum siswa yang biasa saja menghentakan sebuah pesta perpisahan yang membahagiakan. Adelia yang melihat pujaan hatinya bersedih langsung mengambil kesempatan menghiburnya dan malam itu Reza menjadi pangeran dansa berpasangan dengan Adeli sebagai tuan putrinya.

telah terbit buku bertema Gay yang berjudul #Kamuflase, untuk pemesanan klik sini dijamin gak rugi dech kalau udah baca. TEMUKAN IDENTITASMU DENGAN KAMUFLASE

No comments: