Sunday 1 May 2011

ketika perbedaan agama akan bersatu?


sudah lama salim menunggu maria di taman. kekasihnya tak kunjung datang padahal janjian dari jam 9 tetapi sekarang sudah jam 10 lebih telat dari satu jam sedikit. Salim sudah mulai gelisah dia bolak balik melihat jam yang ada di hapenya. sesekali dia melihat inbox di hapenya barang kali Maria sms. hanya taman yang sejuk yang membuat Salim terus bersabar. bunga-bunga bermekaran dan burung-burung berkicau. Salim sendiri duduk menunggu di ayunan.

Dor......!!. Maria mengaggetkan Salim.
Maria: sory telat. tadi ketemu pastur dulu.
Salim: ya bales sms lah sms ku. emang ngapain sama pastur?
Maria: tadi lagi keasikan diskusi sama dia.

mereka diam sejenak sambil melangkah ke kursi yang ada di bawah pohon dan duduk di situ.

Salim: lalu hubungan kita mau sampain mana?
Maria: pernah nonton film cin(T)a atau 3hati 2 dunia 1 cinta?
Salim: udah, lalu hubungannya apa?
Maria: ya kita itu kayak mereka. kita beda agama. apa bisa?
Salim: kenapa kita harus bandingkan mereka? mereka fiktif kita nyata.

Maria memalingkan wajah sendunya ke hadapan Salim dan menghela nafas karena gemas Salim belum mengerti maksudnya.

Maria: tetapi kasus kita itu samakan?
Salim: iya juga ya,hahahhahaha. aku baru menyadari. tetapi daam Islam boleh kalau lelakinya islam dan istrinya kristen.
Maria: tapi anak kita ikut siapa? dan gimana cara nikahnya?

mereka diam tidak tau apa yang harus di perbuat. lalu mereka berpindah ke warung yang jual minuman. Salim minum es campur dan Maria es syrup. di situ mereka melanjutkan percakapannya.

dialog 1.

Salim: anaknya setengah. setengah 1 atau dua ikut aku. 1 atau 2 ikut kamu. jadi kita punya anak 2 atau 4.
Maria: atau sekalian gak punya anak ajah. jadi kita gak pusing mikir membagi anak.
salim: kita didik sesuai agama kita dan kita sekolahkan masing-masing ke pendidikan agama.
Salim: kalau menikah kan kamu bisa pakai wali dari saudara kamu yang islam. atau aku kita buat dua ajah cara islam dan kristen.
Maria: boleh juga sih..... terus keluarga kita gimana? apa orang tua kita pasti menyetujuinya?
Salim: aku di sini perantauan, tetapi aku ajuga tingga bersama orang tua. keluarga besar jarang bertemu. orang tua juga sudah membebaskan aku.
Maria: aku tinggal sama mamah saja. tetapi keluarga besar pasti menentang.
Salim: kita menikah untuk berdua kenapa harus mereka ikut campur?
Maria: okay kita menikah tetapi aku mau membawa mamah ku. dan kita pindah dari kota ini. gimana?
Salim: lalu kita jadi?
Dialog 2

Maria: Anak cowok ikut aku, anak cewek ikut kamu.
Salim: gak bisa anak cowok yang ikut aku dan anak cewek ikut kamu.
Maria: ribet juga ya kalau kayak gini. dalam satu rumah berbeda agama kayak gini.
Salim: tapi kita masih bisa?
Maria: urusan anak juga penting kita harus memberikan pendidikan agama tapi apa nantinya gak bingungin anak-anak kita melihat orang tuanya berbeda agama gitu.
Salim: kalau orang tua kamu apa setuju?
Maria: aku tidak yakin. sepertinya tidak menyetujuinya.keluarga besar ku pasti akan mempermasalahkannya. dan aku tidak mau menanggung resikonya.
Salim: tapi kan menikah aku dan kamu?
Maria: tapi kita hidup dengan mereka juga kan. keluarga mu sendiri?
Salim: ibu pasti tidak mengijinkan karenal dia selalu mendabakan aku mempunyai istri yang solehah. aku juga tidak mau menjadi anak durhaka.
Maria: kalau kita jadi menikah kamu mau nikah di gereja?
Soleh: kenapa tidak kamu saja yang ke masjid?
Maria: kalau aku menikah dengan cara islam siapa wali saya? wali hakim apa di negara ini sudah di bolehin nikah agama secara resmi?
Soleh: aku juga tidak mau pindah agama walau hanya sebatas formalitas saja.
Maria: lalu kita jadi?

No comments: