Monday 9 January 2012

curhatan seorang guru


Setiap hari kerjaan ku kesekolah sekolah. Pastinya ketemu guru-guru donk masa ketemu petani,hehehehe. Disaat menunggu ketua OSIS eh si pak guru malah curhat dech. Kita sering mikir ich galak banget sih tuh guru, dan kita pasti mengupat dengan sumpah serapah. Tetapi ternyata di balik galaknya tersebut dalam hati mereka amat sangat mencintai muridnya, semoga ini bisa pelajaran untuk kita semua.

curhatan guru SMA 1 T
" Saya kasihan melihat anak-anak sekolah sekarang, sepertinya bebannya terlalu berat. Para guru ngasih tugas banyak dan susah. Pelajaran ada 17 setiap hari dapet pelajaran 4-6 pelajaran dan setiap hari ada tugas. Kapan mereka bisa refreshing? Pulang sekolah untuk ekskul pulang sampai sore kalau gak les. Malam mereka mengerjakan tugas. hhhmmm Salah sistem pendidikan atau salah kurikulum ini?  Kalau bisa sih jumlah pelajaran dikurangin atau di buat semacam kaya kuliah jadi siswa tidak terbebani, dia bisa ambil mata pelajaran yang memang dia mampu. Belum lagi kalau pas mau ujian untuk kelas 12 mereka bisa stress mikir ujian dan memilih tempat kuliah. Kelas 12 itu isinya belajar belajar dan belajar. Kasihan, anak emang harus belajar tetapi butuh refreshing juga. Jangan kan sekolah yang biasa, nah sekolah unggulan juga ujian akhir momok yang menakutkan juga. Semoga pendidikan di Indonesia bisa lebih baik dengan pengaturan kurikulumnya"

itu curhatan dari seoraang guru apa lagi beliau seorang wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dari sekolah unggulan. Merasa kasihan sama siswanya yang terlalu terforsir waktunya untuk belajar akademis. Kurikulum yang banyak pelajaran dan pembatasan siswa untuk memilih pelajarannya. Siswa sendiri kadang merasa terjebak, "aku kan gak suka sama pelajaran ini, kenapa harus belajar ini", jadi beban tersendiri untuk siswa. 

Ini ada pengalaman dari aku sendiri waktu SMA ada yang sampai stress mikirin sekolah, yang satu jadi gila yang satu di panggil Tuhan. Pertama sebut saja M, dia murid yang cerdas selalu rangking dua, dia juga aktif di kelas. tetapi di pertengahan kelas dua dia jadi gila. Penyebabnya dia terlalu berambisi untuk menjadi yang rangking satu. Dia lahap semua buku pelajaran, belajar sampai pagi namun otaknya overload jadinya ya seperti itu. Apa itu bagian dari kesalahan kurikulum atau pendiktean dari pelajaran sekolah? 

kedua temen ku sebut saja K, dia depresi waktu kelas 3. Dia juga anak yang pintar rangking satu di kelas. Tetapi ternyata anak pintar pun punya beban tersendiri gimana caranya untuk bisa bertahan untuk tetap jadi rangking satu. Masalah utamanya adalah Ujian Nasional yang momok dari dunia pendidikan Indonesia, bila tidak lulus bisa tinggal kelas atau mengulang kembali satu tahun atau ikut ujian paket C. Namun bagi K yang pintar aja bisa ketakutan seperti itu apa lagi yang dianggap bodoh (tapi koq aku biasa aja ya pas ujian, gak lulus juga pasrah ajah,hehehehe). Bukan hanya K yang jadi korban ujian nasional tetap ada berapa jutaan siswa yang mengalami stressnya Ujian Nasional. Pendiktean yang keliru 3 tahun belajar di tentukan oleh ujian 7 hari, dan berakibat fatal!!!! ironi. 

Sekarang ada trend sendiri untuk mengakali Ujian Nasional ya bisa dikatan curang. Sejumlah siswa membeli soal yang sudah terjual bebas bila menjelang Ujian Nasional. Ujian Nasional juga merupakan unjuk pamer sekolah, bila lulus semua merupakan kebangaan tersendiri, ya kalau gak curang sih gak apa-apa, tetapi kalau dari hasil curang malah menjerumuskan siswa. Banyak siswa yang jadi korbannya udah beli soal jutaan tetapi ternyata soal yang di beli beda yang dihadapinya. Ironi.

Berikut curhatan guru dari SMA 2 B.
"Wah program bagus tuh mas edufair, jadi para siswa bisa tau pilihan jurusan yang nantinya akan di ambil pas kuliah. Tapi mas sayang disini itu yang ngelanjutin sekolah juga cuma seberapa aja gak banyak. Faktor ekonomi yang banyak mempengaruhi. Mas tau sendirikan daerah ini cuma dapet dari pertanian dari tani juga cuma seberapa kadang untung kadang juga buntung. Di sekolah ini malah kebanyakan dari luar kota, yang asli kota gak banyak apa lagi daerah sekitar sini kan padat kan mas. Daerah sini kampung dan banyak orang gak mampu, saya kasihan ngelihat anak-anak yang seharusnya sekolah malah nganggur dirumah pasti punya beban tersendiri. Seharusnya sih biaya di murahin, atau yang gak mampu tetap bisa sekolah dengan keringanan biaya karena pendidikan hak semua orang. Tetapi sekolah juga gak bisa banyak bantu, karena anggaran sekolah terbatas, dari pemerintah cuma seberapa."

Poin kedua dari curhatan tersebut adalah mahalnya biaya pendidikan di kota tersebut tapi itu hanya contoh pastinya di daerah lain pun sama persoalnnya. Banyak anak usia sekolah tetapi mereka gak sekolah karena keterbatasan ekonomi. Pemerintah sudah mulai mewajibkan belajar 12 tahun tetapi tidak semua anak bisa sampai kelas 12 karena mahalnya SMA. Pihak sekolah juga perlu penghidupan tentunya dari uang SPP. Semoga ini buat pelajarn kita semua gimana caranya bisa dapat sekolah biaya murah.

No comments: