Tuesday 17 March 2015

7. Hunting Artis

Hunting Artis
Tidak ada mesin waktu pun tak masalah. Sekarang aku ingin membuat hidupku berharga (Mask – Aqua Timez)
Aku mau cerita tentang beberapa pengalaman ngejar-ngejar artis. Dulu aku sering ngomentarin “ich nggak penting banget sih wartawan ngejar-ngejar artis gitu, lagian itu artis gak populer amat”, dan sekarang aku kena batunya. Mau nggak mau dan suka nggak suka aku pun ikutan ngejar-ngejar artis hanya untuk satu atau dua halaman majalah.
Peratama kali aku ikutan jumpa pers nguber artis kaya orang bego dan emang masih bego sih. Hari itu aku sama Bos dan Pepi lagi buka lapak jualan majalah di sebuah sekolah, namanya juga masih merintis usaha jadi gitu dech buka lapak.
Waktu lagi asik-asik makan bubur tiba-tiba Pepi bilang, “Eh ada Moca jumpa pers acaranya SMA Padmanaba, kamu yang berangat ya?”
“Aku sendirian?”
“Nggak. Ada Holy, dia temen ku nanti kamu sama Holy aja. Aku kan mo jaga lapak,” Pepi memberikan alesan sambil sok sibuk mendisplay majalah.
“Iya kamu sana yang berangkat sambil belajaran,” Bos malah mendukung Pepi.
“Oke lah…..tapi ini habisin bubur dulu.” Aku melahap kembali bubur ayam yang masih banyak dengan tergesa-gesa.
Begitu selesai makan langsung meluncurkan motor ke SMA Padmanaba yang ada di tengah kota sedangan aku di SMA Tirtonirmolo yang letaknya di pinggiran kota dan harus sampai dalam waktu 15 menit. Cara paling cepat adalah dengan jalan pintas yang nggak ketemu dengan lampu lalu lintas alhasil jadi dech mblasuk-mblasuk gang, untungnya udah biasa masuk ke perkampungan hasil dari main umpet-umpetan waktu belum punya SIM.
Sampai juga di SMA Padmanaba. Koq masih sepi ya? Jangan-jangan udah bubar dech, bisa brabe disemprot sama Bos tugas pertama JP (jumpa pers) gagal. Masuk dulu aja ah kali aja di dalem tempatnya. Ku memasuki sebuah aula besar di dindingnya terpasang foto mantan kepala sekolah dari yang bule-bule sampai yang menjabat sekarang. Sekolah ini sudah berdiri sejak jaman penjajahan jadi gak heran juga ada foto bule terpasang. Di aula tersebut ada kursi panjang dan di depannya ada meja serta deretan kurusi yang disusuh rapi menghadap kursi panjang tersebut. Hanya ada beberapa orang saja dideratan kursi. Salah satunya ada gadis cantik putih sedikit semok.
Aku memilih duduk disampingnya.
“Kamu Entong ya?” Gadis tersebut bertanya pada ku dengan ramah.
Heh! Koq bisa dia langsung kenal aku? Kenalan aja belum. Wah jangan-jangan dia cenayang nih. GR juga sih gadis secantik ini bisa langsung kenal aku, apa aku udah terkenal kali ya dikalangan jurnalis hiburan.
“Iya, aku Entong,aku menjawab dengan kebingungan. “Koq mbaknya bisa tau kalau nama ku Entong?”
“Tuh….” Mbak semok itu menunjuk ID Press yang terkalungkan di leher.
Gubrag!! Padahal aku udah ke GR-an ternyata mbaknya ini baca namaku di ID Press.
“Oh ya, nama ku Holy dari Harian Ngayogyakarta.” Holy menjulurkan tangan sebagai tanda perkenalan dan persahabatan.
“Holy temennya Pepi ya? Tadi kata Pepi, aku disuruh deket-deket sama kamu. Nggak ada yang marah kan?” Aku pun ikut menjulurkan tangan untuk salaman, serta bercada sedikit. “Udah bubar ya acaranya?”
“Belum mulai koq, temen-temen wartawan yang lain juga belum pada dateng. Paling bentar lagi mereka dating,” Holy menjelaksan dengan ramah.
Kayaknya asik nih buat di jadiin temen. Pesan dari Bos banyaklah kenalan sama temen jurnalis yang lain biar gampang dapet informasinya. Mumpung hari ini ada jumpa pers sekalian aja kenalan sama yang lainnya. Benar apa kata Holy temen wartawan lebih suka dateng secara barengan. Begitu datang, sambil menunggu acara JP mulai aku kenalan dengan mereka. Ada Anggia, cewek dengan potongan cepak kaya cowok banget dech. Ada Mesti yang tampil lebih feminnim tapi lebih feminim Holy karena lengkap dengan make up-nya sedangkan Mesti polosan saja. Serta ada masih banyak yang lainnya yang tentunya aku nggak langsung mengingat semuanya.
Ruangan besar ini yang tadinya kosong sekarang sudah ramai oleh celotehan para wartawan. Acara jumpa pers segera dimulai, Mocca dan Endang Soekamti sudah hadir duduk di kursi panjang tersebut. Acara jumpa pers pertama diisi tentang acara pensi (pentas seni). Panitia menjelaskan tema pensi, apa saja yang ada di pensi tersebut serta dan kenapa mengundang artis papan atas. Aku mendengarkan secara seksama sekalian mencatatnya padahal di press realis udah ada ngapain ya aku tulis lagi, ah nggak apalah biar keliat sibuk
Setelah pidato dari panitia selesai dilanjutkan dengan sesi ramah tamah dengan artisnya mengenai acara pensi. Beberapa wartawan sibuk mengajukan pertanyaan sama artis, sedangkan aku hanya menyimak saja. Acara tanya jawab dengan artis cuma sebentar lalu dilanjutkan dengan sesi foto. Aku juga ngga ketinggalan ikut fotoin mereka, sekedar ikutan-ikutan aja sih,hehehe.
Acara JP secara resmi selesai. Beberapa wartawan masih mengerubuti Mocca dan Endang Soekamti. “Ngapain ya mereka? Kan acaranya sudah selesai lagian tadi juga udah tanya jawab. Kan udah cukup jelas tentang acaranya.” Itu yang ada di benak kepala ku. Mending pulang ke kantor aja dech. Udah laper laper lagi dan udaranya panas banget. Ngadem di kantor kayaknya enak.  
Sampai di kantor.
“Gimana tadi JP lancar?” Pepi langsung menyambutku, padahal  aku juga belum turun dari motor.
“Lancar sih nih aku udah dapet beritanya,jawab ku sambil masuk ke kantor.
“Terus tadi kamu tanya apa aja sama Mocca?” tanya Pepi masih semangat.
“Nggak tanya. Kan udah jelas semua acara pensinya dia mau ngapain aja di pensi tersebut. Ini juga ada press realistnya,aku menjelaskan dengan wajah innocent tak berdosa nggak lupa aku kasih senyum manis kepada Pepi. Aku juga mengeluarkan selembar kertas dan diberikan ke Pepi.
“What!!! Kamu nggak wawancara artisnya?” Pepi mendadak menjadi murka. Aku bingung sendiri apa salahnya?. “Aduh Entong……selain liput acaranya kamu juga wawancara dia setelah acara JP tentang gossip artis tersebut. Yang dibutuhin tuh itu gossip artis tersebut bukan acaranya,” Pepi menjelaskan sambil menahan kegemesaannya atas kelalukan ku yang seakan tanpa dosa membuat kesalahan. Kayaknya habis ini Pepi bakal ada adegan jedotin dirinya ke tembok.
“Ya maap Pep aku kan nggak tau. Ini acara JP pertama ku” tampangku semakin innocent saja untuk menghalau kemurkaan Peppy. “Tapi aku udah kenalan koq sama Holly dan yang lainnya,” aku segera menambahkan informasi yang sebenernya nggak ada hubungannya sama Mocca.”
“Ya sudahlah…….” Pepi ngeloyor ke mejanya kembali dengan lesu dan tentunya masih dongkol.
Adegan berikutnya adalah aku dimarahin Bos,hehehehe. Ku terima dengan iklas.
@@@
Berapa tahun ini Indonesia sedang dilanda wabah boy and girl band. Banyak boy dan girl band bermunculan dan ngeksis di acara music yang tayang setiap pagi di berbagai stasiun televisi. Salah satu pioner dari boyband adalah SM*SH meskipun diawal kemunuculannya dicibir tetapi banyak juga yang memujanya, termasuk para ABG Jogja. Setelah meluncurkan single ke dua yang judulnya Senyum Semangat mereka mengadakan tour ke beberapa kota, Jogja salah satu dari kota yang disinggahi.
Lagi asik-asiknya menikmati milk tea di Galeria Mall sambil ngetik hasil liputan ada dering telpon yang mengganggu. Ku lihat dari mbak Tari, ada apa nih? Tumben banget mbak Tari telpon, jangan-jangan dia mau kasih uang saku buat bekal liputan piknik. Atau ngajakin liputan iklan di restoran lumayan kan dapet makan gratis. Dari pada mengharapkan yang nggak jelas mending langsunng angkat telpon.
“Tong kamu lagi nggak sibuk kan? Cepetan ke gedung serba guna yang ada di Kridosono.” Tanpa salam Mbak Tari langsung menyerocos.
“Nggak mbak. Emang ada apa di Kridosono?”
“Ada SM*SH, buruan kesini ya. Aku tunggu di depan pintu. Klik.” Mbak Tari ngomong sambil teriak-teriak mengalahkan suara bising yang disekitarnya dan langsunng mati begitu kata perintahnya berakhir.
Aku segera bergergas menuju Kridosono yang deket banget dari Galeria Mall. Nggak ada lima menit pun sudah sampai di Kridosono. Uih rame sekali kerumunan SM*SH Blast (fans SM*SH) tentunya kebanyakan para ABG. Rupanya acara ini disponsori oleh provider kartu handphone yang berplat merah. Kulihat ada mbak Tari di depan pintu dikerumunin oleh para ABG sepertinya dia di dampingi pria dari provider. Aku segera menghampiri mbak Tari.
“Eh Tong, ini pak Majid menejer Merah area Yogya.” Mbak Tari memperkenalkan ku kepada pria tambun berkacamata yang memakai kaos merah.
“Entong.” aku memperkenalkan diri sambil menyalami dia. Dia juga balik menyalami sebatas formalitas tanpa menyebut namanya.
“Oh, ya kamu masuk dulu aja. Pepi ada di back stage nungguin SM*SH kali aja bisa interview.
Aku segera masuk, uih rame banget nih satu gedung isinya cuma fansnya SM*SH. Aku cari-cari  kali aja ada yang nyelip salah satu fans ku tapi koq nggak ada ya. Haish menghayal tingkat dewa punya fans. Emangnya aku selebritis? Iya sih dulu waktu masih SMA aku juga selebritis tingkat sekolah koq, haduw udah nggak nyambung dech.
Show Time…….
Begitu SM*SH muncul dari balik pintu samping panggug suara gemuruh keluar dari ratusan mulut ABG yang menyoraki kehadiran SM*SH. Ada pula yang hanya bergeming menatap personal SM*SH, mungkin sangking takjubnya jadi nggak ngerti harus ngapain. Aku juga melihat berberapa gadis nangis tersedu tangannya sambil menyebut nama Bisma salah satu personel dari SM*SH, yang lebih parah ada yang nangis histeris kaya orang kesurupan kuntilanak lagi lahiran. Haduw ada-ada aja tingkah groupis. Nah aku cuma cengok ngeliat kelakuan SM*SH Blast. Coba kalo yang ada di panggung itu Julia Perez aku pasti langsung berada di deretan paling depan.
Singkat cerita show SM*SH telah berakhir, mereka kembali ke habitatnya di belakang panggung. Para SM*SH Blast juga udah mulai membubarkan diri. Aku juga ikutan berjalan menuju pintu keluar sambil menunggu Pepi. Heran dech masih aja ada SM*SH Blast yang sesenggukan menahan tangis, bagaikan seorang wanita telah di perkosa lalu ditinggalkan pria hidung belang.
Ku lihat Pepi udah ada di pintu keluar, sepertinya udah nggak tahan ingin ketemu aku.
“Buruan sini,teriak Peppy dari kejauhan.
Aku segera menyerosol antrian orang yang sedang berhimpitan. Sepertinya Pepi sudah nggak tahan nahan perut mules gara-gara ingin pup.
“SM*SH lagi ada meet and greet di Liquid café. Kamu aja yang liputan, aku ada liputan yang lainnya. OK.” Peppy memasukan kameranya ke tas dengan tergesa.
Belum sempat aku menjawab Pepi sudah buru-buru pergi. Aku pun segera meluncur Liquid Café yang ada di Jalan Magelang.
Begitu sampai tuh café sudah rame banget dipenuhin oleh para fansnya SM*SH. Nampaknya mereka nggak boleh masuk oleh para satpam yang berdiri dengan sangar di depan pintu masuk. aku juga segera menyiapkan ID Press, kamera yang dipinjamkan kantor dan note. Peralatan bertempur sudah siap saatnya ke medan perang.
Dengan percaya diri aku berjalan menuju para satpam tersebut untuk ijin masuk ke dalam.
“Maaf pak, saya Entong dari Skolah Magz. Mau interview SM*SH,aku memperkenalkan diri sekalian minta ijin.masuk ke dalam.
“Nggak bisa mas!” Balas satpam itu jutek.
“Penting nih pak, aku mau cari berita,” ku memohon dengan tampang memelas.
“Nggak bisa mas. SM*SHnya juga belum dateng. Tunggu dulu aja diluar.” Perintah pak satpam.
“Tapi aku juga udah bilang sama “Merah” kataya bisa langsung masuk,aku tetep keukeuh gimanapun caranya harus bisa masuk.
“”Merahnya” juga belum dateng mas, udah dech tunggu aja.” Pak satpam itu mulai kesal dengan ngeyelanku.
Mau nggak mau aku menuruti perintah tuh satpam. Jongkok disamping satpam jadi kalau ada apa-apa bisa langsung masuk sekalian nguping perkembangan acara ini. Ku lihat dari balik kaca di dalam café sudah rame orang. Pikirku ni satpam ngibul kali ya, tapi mending tunggu ajalah.
Udah agak lama jongkok kayak orang ilang tapi nggak ada hasil. Rasanya ingin segera pulang saja. Tapi kalau pulang nggak dapet hasil kena semprot Bos. Ini adalah tugas kedua ngejar artis setelah gagal kemaren dengan Mocca. Jadi tugas ini harus berhasil, gimana caranya harus bisa.
Sebuah minibus masuk ke halaman parkir aku segera berdiri siap nyulik ke tujuh cowok ganteng itu dan ku bawa disebuah ruangan gelap sekalian ku introgasi (halah mulai menghayal). Begitu pintu minibus terbuka keluarlah personel SM*SH langsung dech para gadis-gadis yang dari tadi menunggu kedatangannya berkerumun dan berusaha menggapai personel SM*SH. Ngeri amat itu cewek-cewek nafsu amat sama SM*SH kaya mau diperkosanya. Dan mereka terus membututi SM*SH sampai masuk kedalam café tapi sayang para penguntit ini nggak bisa ikutan masuk karena hadangan satpam galak. Dari sebagia penguntit tersebut menangis memohon untuk masuk.
Saatnya aku beraksi lagi.
“Pak itu SM*SHnya udah masuk berarti aku boleh donk masuk?”
“Nggak bisa mas…..” Satpam itu menghalangi langkah ku.
“Tapi tadi katanya kalau SM*SH udah dateng aku boleh masuk. Lagian aku wartawan resmi pak bukan groupis.” Aku mulai sewot dan agak nyolot.
“Tetep aja nggak bisa ini bukan acara jumpa pers.” Pinter juga ni satpam berkilah.
Ku lihat Pak Majid sedang melintas didalam. Ambil kesempatan emas
“Pak Majid!” Teriak ku memanggil nama beliau. Beliau menengok ke arah ku dan membelokan badannya terus berjalan ke arah ku.
“Gini pak, aku Entong yang tadi sama mbak Tari dari Skolah Magz. Bisa nggak interview sama SM*SH, tolong ya pak bisa.” Ku menepuk kedua tangan ku sebagai tanda memohon.
“Hmmm.” Pak Majid ragu mungkin masih mengingat siapa aku sebenarnya. “Oh ya inget, masuk aja.” Pak Majid mengijinkan aku masuk kedalam.
Aku langsung ngeloyor masuk ke dalam. Dan meletkan lidah ke kedua satpam yang menghalangi aku masuk.
Selanjutnya di dalam aku dapet makan gratis, bisa foto-foto sama semua personel SM*SH dan yang lebih penting lagi bisa wawancara SM*SH. BERHASIL!!!!!
Udah kenyang, dan udah selesai liputan waktunya pulang. Saat melangkah keluar aku terhenyak dengan sebuah adegan drama mengharu biru. Ada seorang gadis yang sedang nangis histeris dipinggir jendela kaca dan bertirai menyebut salah satu personel SM*SH. Dibalik jendela personel SMSH sedang menyantap makan malam. Seorang gadis lagi berusaha menenangkan temannya yang menangis histeris. “What!!! Sebegitu ngefansnya kah? Koq bisa-bisanya nangisin mereka? mereka aja nggak nangisin kamu”
@@@
Ada pengalaman yang nyebelin waktu hunting artis sebenernya banyak yang ngetebetein tapi the most sebel jatuh pada satu artis ini dia penyanyi cowok, pakai kaca mata dan kata orang sih imut tapi bagiu masih gantengan aku jauh,hahahah. Ceritanya begini dia ngisi acara pensinya sebuah universitas terkemuka. Acaranya mulai jam 8 tetapi aku harus datang jam 7 untuk jaga-jaga, kali aja bisa interview ini namanya hunting kalau dapet ya bersujud syukur kalau nggak dapet siap-siap meratapi nasib malam ini disemprot Bos yang lagi asik nonton pensi di dalem gedung.
Aku datang ke panitia yang ada di meja tamu “Maaf dek, saya dari majalah Skolah Magz. Aku mau wawancara artis “itu” bisa nggak? Kalau nggak saya ketemu sama seksi acara aja dech”
Dengan senyum manisnya dia cuma mengucapkan, “sebentar ya mas”. Dia berdiri dari tempat dudukanya dan mengambil HT entah apa yang diucapkan aku tak bisa mendengarnya.
Tak lama muncul cewek imut dan tampangnya masih abg sepertinya dia anak semester 2 lalu dia menghampiri ku. “Gini mas sebenernya kita nggak ada jumpa pers. Aku juga nggak tau masnya bisa interview atau nggak soalnya dia datangnya pas nanti mau nyanyi aja. Mas nunggu aja di belakang.”
Aku nurut aja sama dia, aku kebelakang cengok sendirian di pintu back stage. Sekitar dua jam belum muncul dan belum ada kabar juga. Pasrah aja dech pengen rasanya pulang tapi ada Bos juga dia lagi nonton acaranya. Lagi duduk sendirian tiba-tiba ada kegaduhan dari dalam aku pikir panggungnya runtuh apa ya. Sayup-sayup aku dengar di dalam ada yang teriak-teriak “Dia mau datang siap-siap”. Aku juga langsung bersiap-siap nguber artis nih.
Ada mobil Alphard datang beserta 2 mobil lainnya. Seorang keluar dari mobil Alphard tersebut. Sejurus kemudian panitia yang ada di back stage langsung pada keluar. Ada apalagi nih? Panggungnya rubuh beneran ya tapi koq nggak ada penonton yang keluar. Dari bawah orang yang barusan keluar dari mobil malah teriak-teriak, “itu yang di atas minggir kosongin jalan jangan didepan pintu sama tangga. Minggir!!!” What!!! Apa-apaan ini kaya yang mau dateng presiden aja. Setelah semua orang minggir barulah artis tersebut nongol dari mobil dan dengan sok angkuh jalan langsung masuk ke dalam ruangan. Weh….aku cuma bisa bengong ini artis atau buronan apa ya. Ok sekarang waktunya dapetin berita dia. Aku cegat salah satu panitia, “dek bisa wawancarain dia gak?”
“Aduh mas nggak tau ya, nanti saya bilang dulu yang ngurusin acaranya.” Dia segera masuk kembali ke dalam. 5 menit ku tunggu dia datang juga. “Sory mas nggak bisa dia nggak mau di wawancarai katanya untuk njaga moodnya”
Sekali lagi aku shock, dia kan udah dewasa kayak baby aja ngejagai mood terus kalau dia nggak mood dia batal nyanyi?? Kelakuan artis emang ada-ada aja.
Pokoknya aku harus bertahan disini gimana caranya aku ketemu sama dia. Kembali kepada akifitas sebelumnya jongkok nungguin keajaiban. Lagi bengong gitu keluarlah pria metroseksual yang tadi teriak-teriak ngusir orang. Pasti dia managernya tuh artis. Bismillah dech aku beraniin untuk ngomong.
“Sory mas, mas managernya artis itu ya? nama ku Entong dari majalah Skolah Magz. Bisa nggak aku wawancara dia?” tanya ku agak memohon.
“Maaf mas, nggak bisa dech kalo wawancara dia lagi capek banget,jawab dia dengan sopan, beda banget sama sikapnya yang tadi teriak-teriak kaya mau lairan.
“Kalau nggak bisa wawancara minta fotonya aja dech, pliss mas!!” aku semakin memohon.
“Beneran ya cuma foto?” Dia masih agak ragu juga sih.
“Beneran dech mas, pliss dua jepret aja dech”
“Ayo ikut aku, foto aja ya nggak pakai ngobrol atau wawancara,sekali lagi pria itu memperingatkan.
Aku mengikutin dia dari belakang, dan akhirnya bertemu juga dengan artis tersebut. Sebenernya dia ramah juga sih dia mau foto degan senyum sok manisnya (bagi ku sih nggak ada tampang manisnya karena aku nggak suka dia).  Hunting hari ini selesai.
@@@
Sebenernya acara ngejar artis ini punya tantangan sendiri dan nggak kalah seru dengan liputan ngerjar brondong untuk testimonial. Paling enak kalau ngejar artis bareng temen wartawan yang lain, aku tinggal buntutin mereka dari belakang nggak perlu repot-repot memelas untuk wawancara sama artis.
Misalnya nih kalau ada artis dateng ke sebuah acara terus sebenernya mereka nggak ada acara untuk jumpa pers. Nah kalau wartawan udah pada ngumpul dan sudah mencegat tuh artis mau nggak mau si artis jadi jumpa pers dadakan. Intinya sih kita harus kompakan aja kalau lagi hunting artis, satu sama lain saling bantu. Diantara kita ada leader yang bisa ngelobi manager artis untuk ngadain jumpa pers dadakan. Tetapi nggak semua nondong artis itu berhasil ada yang artisnya keukeuh nggak mau diwawancara malah main kabur bisa dengan penyamaran dengan jadi atlit sprinter alias mereka lari menerobos kerumunan wartawan dan langsung masuk ke mobil untuk menyelamatkan diri. Kalau itu sih biasanya ngejarnya di kantor polisi sih sang artis lagi kena masalah. Tapi kalau ngejarnya dibawah panggung sering berhasilnya.
Lebih enaknya lagi sih kalau ada acara jumpa pers secara resmi. Kita para wartawan di undang ke tempat acara jumpa pers. Wartawan sudah disediakan tempat tersendiri tentunya yang pas untuk meliput acara tersebut tentunya tempat tersebut strategis untuk pengambilan gambar. Acara kaya gini biasanya sebuah acara yang ada sponsornya. Wartawan nggak cuma bisa liput acara sposor tersebut tetapi dapat tambahan makanan gratis udah gitu makanannya enak pula, kadang dapat amplop juga loh (lumayan dapat rejeki,hehehehe). Sponsor juga menyediakan waktu untuk wawancara artis yang diundang, seringnya sih artis yang dipanggil ya brand ambasadornya. Ah yang penting bagi wartawan dapet berita, syukur dapat amplop dan makan enak.

Tips untuk hunting artis
1.      Gunakan pakaian yang nyaman dan praktis. jangan sampai salah kostum. Nggak asik kan acara gala dinner kita pakai pakian slengean, nah loh… Pastikan dulu acara liputan tau jumpa persnya ada dimana dan jam berapa. Pakaian yang praktis untuk kita leluasa bergerak, ribet juga kan kalau kita pakai dress padahal jumpa persnya diacara konser yang diadakan dilapangan.
2.      Time managemenet. Kadang jumpa pers bisa terlalu terlambat atau malah kecepatan dari waktu yang ditentukan, yang telat kaya gini biasanya jumpa pers dadakan biasanya sebelum atau sesudah artis chek sound. Kalau yang tepat waktu jika ada jumpa pers atau jumpa fans secara resmi yang pakai sponsor. Jadi siapkan mental kalau nunggunya kelamaan sampai lumutan. Jumpa pers datang bisa kapan aja ada yang mendadak ada juga yang sudah dijadwalkan jadi harus siap sedia kalau ada jumpa pers.
3.      Siapkan pertanyaan. Inti dari jumpa pers adalah tanya jawab antara wartawan dengan artis. Wajib banget buat list question jangan sampai udah berhadapan sama artisnya nggak tau mau ngobrolin apa, apa lagi kalau hunting berita sendirian. Nah sesuaikan pertanyaan dengan segmen pembaca media kamu. Percaya diri aja kalau pertanyaan mu nyleneh dari pada temen wartawan yang lain yang pentingkan kamu dapet berita sendiri sesuai dengan tema yang akan kita tulis. Kalau males nanya-nanya rakam aja semuanya isi tanya jawab, kita tinggal ketik point yang penting yang mau kita bahas ditulisan. Simple kan, tapi lebih baik tanya aja sih lebih afdol hunting artisnya.
4.      Siap kan ruang diperut. Nah acara jumpa pers kaya gini yang ditunggu wartawan, liputan sambil makan-makan enak. Acara jumpa pers kaya gini diadakan pas jam makan dan biasanya bertempat di kafe. Nggak usah malu-malu untuk melahap habis sampai licin dipiring.
Yah gitulah suka duka hunting selebritis untuk sebuah berita. Padahal yang mau duitulis cuma satu halaman majalah atau bisa juga seperempat halaman kolom koran (bagi media koran harian) tapi banyak perjuangan yang perlu dilewati. Nasib-nasib jadi wartawan, yang penting bisa dinikmati ya nggak?

No comments: